Prancis-Indonesia telah menjalin hubungan diplomasi yang erat selama bertahun-tahun. Kedua negara telah bekerja sama dalam berbagai bidang, antara lain perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. Kerja sama ini terus berkembang hingga saat ini dan memberikan manfaat yang besar bagi kedua negara.
Lantas, bagaimana sejarah, kinerja perdagangan, kerja sama saat ini hingga organisasi yang menaungi? Yuk, kita simak bersama di artikel kali ini!
Sejarah Hubungan Kerja Prancis-Indonesia
Kerja sama antara Prancis-Indonesia dimulai pada abad ke-17, ketika Prancis memasuki pasar rempah-rempah Indonesia. Hubungan perdagangan ini terus berkembang hingga abad ke-19 ketika Indonesia menjadi jajahan Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, hubungan antara Prancis dan Indonesia menjadi semakin kuat. Prancis mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949 dan kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1951.
Sejak saat itu, kedua negara telah menjalin hubungan yang erat dan melakukan berbagai bentuk kerja sama. Salah satu bidang utama kerja sama dua negara ini adalah perdagangan. Prancis adalah salah satu mitra perdagangan penting bagi Indonesia dengan total nilai perdagangan mencapai sekitar €2 miliar pada 2020. Produk utama yang diperdagangkan antara kedua negara adalah minyak kelapa sawit, kopi, dan pakaian.
Selain perdagangan, Prancis dan Indonesia juga telah bekerja sama dalam bidang pendidikan. Banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Prancis, begitu sebaliknya. Kedua negara juga telah menjalin hubungan akademik melalui program pertukaran dosen dan penelitian bersama. Kerja sama ini membantu meningkatkan kualitas pendidikan di kedua negara dan memperluas jaringan akademik internasional.
Kerja sama di bidang kebudayaan juga menjadi fokus utama kerja sama antara Prancis dan Indonesia. Prancis adalah pusat kebudayaan dunia dan memiliki banyak institusi budaya terkemuka seperti Louvre, Musée d’Orsay, dan Centre Pompidou. Melalui program pertukaran seniman dan budaya, kedua negara telah memperkaya kehidupan budaya masing-masing. Selain itu, kedua negara juga bekerja sama dalam pemeliharaan warisan budaya, termasuk restorasi bangunan bersejarah di Indonesia.
Selain kerja sama dalam bidang-bidang tersebut, Prancis dan Indonesia juga menjalin hubungan baik dalam bidang lingkungan dan energi. Kedua negara telah menandatangani perjanjian untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi terbarukan. Prancis juga telah memberikan bantuan teknis dan finansial untuk proyek-proyek lingkungan di Indonesia seperti pengelolaan sampah dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Kinerja Perdagangan dan Investasi Prancis-Indonesia
Perdagangan dan investasi antara Prancis dan Indonesia telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Keduanya memiliki hubungan yang kuat dan saling menguntungkan, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, nilai perdagangan antara Indonesia dan Prancis mencapai US$3,61 miliar pada tahun 2020. Indonesia mengekspor barang senilai US$1,67 miliar ke Prancis. Adapun produk-produk yang diekspor ke La France ini adalah minyak kelapa sawit, kopi, teh, karet, kayu, dan produk tekstil.
Selain perdagangan, investasi Prancis di Indonesia juga semakin meningkat. Menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Prancis di Indonesia mencapai US$ 2,5 miliar pada tahun 2020, meningkat sebesar 55% dari tahun sebelumnya. Beberapa perusahaan Prancis yang berinvestasi di Indonesia adalah Total, Air Liquide, Danone, dan Schneider Electric. Sementara itu, Indonesia juga semakin tertarik untuk berinvestasi di Prancis, terutama di bidang energi terbarukan dan teknologi hijau.
Kerja sama antara Prancis dan Indonesia juga mencakup sektor pendidikan dan budaya. Prancis memiliki beberapa lembaga pendidikan yang terkenal di Indonesia, seperti École Française d’Extrême-Orient (EFEO) dan École des hautes études en sciences sociales (EHESS). Selain itu, kerja sama budaya juga semakin erat dengan adanya kegiatan pertukaran seni dan budaya antara kedua negara.
Prancis-Indonesia Membahas Pertemuan Indonesian European Union CEPA
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga, melakukan pertemuan dengan Presiden Delegasi Kelompok Persahabatan Prancis-Indonesia, Marc-Philippe Daubresse dan Duta Besar Prancis Jakarta, Fabien Penone di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa, 18 April 2023.
Pertemuan ini membahas tentang kinerja perdagangan dan investasi kedua negara, perundingan Indonesia-European Union CEPA, dan kebijakan lingkungan Uni Eropa. Pada kesempatan ini, Wamendag RI didampingi oleh Direktur Perundingan Bilateral, Johni Martha, dan Direktur Pengembangan dan Informasi Ekspor, Marolop Nainggolan.
Perundingan Indonesia-European Union CEPA untuk Memperkuat Hubungan Dagang dengan Perancis
Hubungan dagang Indonesia dan Perancis terus meningkat. Peningkatan ini harus didukung oleh perjanjian internasional lainnya. Salah satunya adalah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Indonesia-European Union CEPA adalah perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua belah pihak. Perundingan untuk perjanjian ini dimulai pada tahun 2016 dan hingga kini masih berlangsung.
CEPA Indonesia-UE bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, melindungi hak kekayaan intelektual, menghilangkan hambatan perdagangan, serta mempromosikan keberlanjutan lingkungan hidup dan sosial. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa yang saat ini mencapai lebih dari €30 miliar per tahun.
Sejak dimulainya perundingan, terdapat beberapa hal yang menjadi perdebatan antara kedua belah pihak seperti perlindungan kekayaan intelektual, penghapusan tarif, dan akses pasar untuk produk pertanian dan jasa. Namun, kedua belah pihak berupaya untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.
Salah satu manfaat utama dari CEPA Indonesia-UE adalah peningkatan akses pasar bagi produk-produk Indonesia ke pasar Uni Eropa. Ini akan membantu meningkatkan ekspor Indonesia dan memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk memperluas bisnis mereka ke pasar yang lebih luas.
Selain itu, CEPA Indonesia-UE juga bertujuan untuk meningkatkan investasi asing langsung ke Indonesia. Hal ini akan membantu meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.
Kebijakan Lingkungan Uni Eropa
Uni Eropa telah mengambil berbagai kebijakan lingkungan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memperbaiki kualitas udara dan air di seluruh benua. Beberapa kebijakan utama Uni Eropa termasuk:
Green Deal Eropa
Pada Desember 2019, Uni Eropa meluncurkan Green Deal Eropa, yang bertujuan untuk mencapai emisi karbon nol di seluruh benua pada tahun 2050. Rencana ini mencakup investasi dalam teknologi bersih, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, dan program untuk meningkatkan efisiensi energi.
Pajak Karbon
Uni Eropa juga telah memperkenalkan pajak karbon untuk mendorong perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pajak ini diberlakukan pada sektor energi dan industri, dan dihitung berdasarkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh perusahaan.
Sertifikasi Lingkungan
Uni Eropa juga telah memperkenalkan sertifikasi lingkungan untuk produk-produk tertentu. Sertifikasi ini memberikan informasi kepada konsumen tentang dampak lingkungan produk yang mereka beli dan membantu mempromosikan produk yang ramah lingkungan.
Kebijakan Pengurangan Limbah
Uni Eropa juga telah mengambil tindakan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan daur ulang. Beberapa kebijakan termasuk pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai, penggunaan kemasan yang lebih ramah lingkungan, dan memperkenalkan target untuk meningkatkan persentase daur ulang di seluruh Uni Eropa.
Standar Emisi Kendaraan
Uni Eropa juga telah memperkenalkan standar emisi untuk kendaraan bermotor untuk membatasi jumlah emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan. Standar ini telah membantu memperbaiki kualitas udara di kota-kota di seluruh Uni Eropa.
Kebijakan lingkungan Uni Eropa ini telah membantu memperbaiki kondisi lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh benua. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang dan mencapai emisi karbon nol pada tahun 2050. Uni Eropa terus mencari cara baru untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan melindungi lingkungan bagi generasi mendatang.
Eksporior, itu tadi penjabaran mengenai sejarah, kerja sama terbaru, hingga perundingan kedua negara. Kerja sama perdagangan ini akan menghasilkan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan devisa kita. Semoga hubungan perdagangan Indonesia dan Perancis terus berlanjut, ya, Eksporior.