Cengkeh adalah salah satu rempah Indonesia yang mendunia. Jauh sebelum tanah air kita merdeka, rempah yang satu ini sudah melanglang buana melintasi samudra, pergi ke berbagai negara.
Bagi orang kebanyakkan, rempah tersebut biasanya digunakan untuk campuran tembakau dalam selinting sigaret. Akan tetapi, rempah yang satu ini sesungguhnya punya banyak manfaat.
Sebagai contoh, di bidang kesehatan, cengkeh berguna untuk meredakan radang sendi, diabetes, masalah pernapasan, gigi berlubang, batuk, maag, sampai kanker.
Selain sebagai obat, rempah yang satu itu juga bisa digunakan untuk penyedap makanan dan minuman. Tentunya, hal itu tidak lepas dari aroma khas yang dikeluarkan rempah kebanggaan Indonesia ini.
MERAJAI DUNIA
Lantaran manfaatnya, maka kita bisa memaklumi apabila cengkeh banyak diburu di pasar internasional. Dalam konteks ini, sesungguhnya negara kita memainkan peran penting.
Demikian dikatakan, sebab Nusantara memang sudah sejak lama dikenal sebagai produsen rempah eksotis ini. Hal tersebut disampaikan karena sejarah memang mengatakan demikian, sejak berabad-abad lalu kala rempah yang satu ini pertama kali ditemukan di Kepulauan Maluku.
Lantas, apa betul Indonesia merajai pasar cengkeh global? Mari kita tengok lebih dulu data produksi rempah tersebut di negara tercinta. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan produksi cengkeh Indonesia dalam kurun 2012-2023.
Di 2012, rempah tersebut diproduksi sebanyak 97,8 ribu ton. Tahun-tahun berikutnya, secara pasti mengalami kenaikan dan stabil di angka 134-136 ribu ton pada 2022-2023.
Di sisi lain, laporan yang dikeluarkan World Population Review, menyebut Ibu Pertiwi konsisten memproduksi 109.600 ton cengkeh setiap tahunnya. Dengan jumlah segitu, Indonesia menjadi pemain utama rempah tersebut di pasar global.
Sebab, masih merujuk World Population Review, Indonesia disebut menyumbang 70% dari total produksi rempah yang eksotis ini di dunia. Dengan kata lain, Ibu Pertiwi memegang peran kunci dalam perkembangan perdagangan rempah tersebut di pasar global!
Daerah Penghasil Cengkeh di Indonesia
Keberhasilan tersebut tentu saja berkat tani-tani kita yang giat merawat serta meningkatkan kualitas dan produktivitas cengkeh di tanah air. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya lumbung-lumbung rempah tersebut di berbagai daerah.
Maluku Utara
Sebagaimana yang sudah dikatakan di awal, rempah kebanggaan Nusantara ini kali pertama ditemukan di Kepulauan Maluku. Maka itu, hingga kini pula, kepulauan tersebut masih memegang peran penting dalam produksi cengkeh.
Adalah Maluku Utara yang menjadi penghasil cengkeh utama di Indonesia. Di mana saja wilayahnya? Rempah tersebut tercatat dihasilkan di Tidore, Ternate, Moti, Makian, dan Bacan. Dari lima wilayah itu, Tidore adalah penghasil cengkeh nomor wahid!
Pulau Sulawesi
Yup, dikatakan Pulau Sulawesi karena rempah kebanggaan Indonesia ini, tumbuh dibanyak lokasi di pulau tersebut. Hingga kini, si rempah primadona dunia itu tumbuh subur di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
Diberitakan, di sana cengkeh banyak dimiliki masyarakat dan menjadi komoditas utama di sektor perkebunan. Di sisi lain, rempah yang tumbuh di Sulawesi ini, juga tembus pasar dunia, seperti Belanda dan Jepang.
Nusa Tenggara Timur
Di pulau yang satu ini, cengkeh tergolong sebagai tanaman rakyat. Artinya, banyak masyarakat di sana yang menggantungkan hidup pada rempah tersebut. Hal ini pula yang kemudian membuat Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu produsen cengkeh di Indonesia.
Jawa Barat
Di tanah Priangan, cengkeh menjadi nomor tiga komoditas dengan area pertanaman terluas. Posisinya hanya kalah dengan teh dan kelapa. Di Jawa Barat, Sukabumi memegang peran penting dalam produksi cengkeh.
Hal tersebut karena banyak wilayah Sukabumi yang menanamnya, seperti Cikakak, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Cinemas, Jampang Tengah, Simpenan, dan Sukaraja.
Jawa Timur
Provinsi yang satu ini, juga termasuk sentra penghasil cengkeh Indonesia, dengan Pacitan sebagai penghasil utamanya. Di wilayah tersebut, rempah kebanggaan Nusantara menjadi tulang punggung bagi masyarakat.
Tiada Hari Tanpa Cengkeh
Gimana, Eksporior? Sudah mulai mengerti kan kenapa negara kita menjadi pemain utama dan memegang peran kunci dalam perdagangan cengkeh global? Sebetulnya, selain karena jumlah produksi, kondisi itu wajar karena rempah tersebut memang salah komoditas yang digunakan setiap hari.
Nggak usah jauh-jauh ke luar negeri, bahkan di Indonesia saja, rempah kebanggaan kita ini banyak digunakan dalam keseharian, entah sebagai bumbu tambahan untuk makanan dan minuman atau kesehatan.
Maka dari itu, wajar kalau rempah yang satu ini masih menjadi primadona. Terlebih, peluang ekspor cengkeh pun masih terus terbuka.
Jadi, kalau kamu mau ikutan ekspor juga, bisa banget gabung sama Digiexport yang notabene program dari AeXI (bagian dari ExportHub.id, milik PT Usaha Dagang Indonesia).
Kenapa kamu harus ikut Digiexport? Soalnya, cuma bayar pendaftaran Rp1,5 juta/tahun untuk langganan, kamu sudah dapat banyak fasilitas super premium yang sangat bisa mendukung produkmu, tidak hanya cengkeh, mengglobal!
- Product Listing di E-commerce & Website Global
- Foto Produk (Maksimal 5 Produk)
- Video Produk (Maksimal 5 Produk)
- Admin Operasional
- Pelatihan Online
- Dicarikan Global Buyer
- Dibantu Negosiasi
- Konsultasi Logistik
- Diliput GETI MEDIA (102+ Ribu Subscribers di YouTube)
Yuk, daftar Digiexport sekarang dengan klik banner di bawah!