Scroll Top

Alat Makan Lokal Diminati Pasar Dunia 

Alat makan asal Indonesia ternyata mampu mencuri hati pasar internasional. Bahkan belum lama ini komoditas tersebut mampu menembus jaringan ritel besar di luar negeri. Belum lagi terkadang bentuknya unik sehingga tidak heran hasil kerajinan tangan tersebut mendapati banyak peminat. 

alat makan

Cerita di Balik Alat Makan 

Peralatan makan memiliki jenis dan bentuk yang beragam tergantung makanan apa yang akan disantap. Tapi ternyata lebih dari itu, ada sejarah di balik penemuan alat bantu makan yang berbeda tadi, termasuk pengaruh budaya dan sejarahnya. 

 

    1. Sumpit 

Alat makan ini berasal dari era Dinasti Shang di periode 176–1122 SM. Mulanya, sumpit ini terbuat dari perunggu dan ditujukan untuk memasak, sebab bentuknya yang cocok untuk mengaduk dan mengeluarkan mi dari air mendidih.  

Perubahan penggunaannya menjadi peralatan makan dimulai ketika era Dinasti Han di 400 Masehi saat Cina mengalami populasi tinggi dan menyebabkan krisis sumber daya alam, dari makanan hingga bahan bakar memasak. Oleh sebab itu, porsi makanan mengecil yang menyebabkan sumpit berubah menjadi alat makan. Sumpit semakin populer digunakan di Asia hingga kini. Meskipun terlihat sama, tetapi nyatanya terdapat perbedaan bentuk dan ukuran tergantung asal negara pembuatannya.  

Contohnya di Cina, sumpit umumnya memiliki batang yang lebih panjang dan tebal. Sedangkan di Jepang ukurannya lebih pendek dan ujungnya meruncing. Di Korea, ukurannya sedang dan biasanya terbuat dari logam. 

 

    1. Garpu 

Mirip seperti sumpit, garpu awalnya digunakan sebagai alat masak. Dipakai untuk membalikkan dan mengambil daging dari dalam wadah masak di era kerajaan Mesir Kuno, Romawi, dan Yunani. Alat ini masih digunakan untuk memasak sampai di abad ke-8 atau ke-9. Setelah ditemukan ukuran yang lebih kecil, barulah garpu dipakai sebagai alat makan. 

Ada cerita lain mengenai garpu. Di dunia barat pada abad ke-11, alat makan ini dianggap sebagai simbol rasa takut dan hal negatif lainnya karena bentuknya mirip dengan garpu rumput yang digunakan iblis.  

Hal ini berubah ketika Catherine de Medici membawa garpu dari Bizantium ke Italia dan Prancis. Sejak itu, garpu mulai ramai digunakan sebagai alat makan. Bentuknya juga hanya memiliki dua cabang dan dianggap sebagai penanda kelas tertentu karena hanya orang kaya saja yang bisa menggunakannya untuk makan di abad ke-16. Di abad ke-18, barulah garpu lebih populer sebagai alat makan, ketika ada restoran yang menggunakannya bersama sendok.  

 

    1. Sendok 

Arkeolog menemukan bahwa budaya Neanderthal sudah membuat alat menyerupai sendok dari cangkang binatang laut dan tulang binatang. Bentuk sendok yang kita kenal ditemukan di reruntuhan Mesir Kuno pada 1000 M. Alat makan ini juga sempat digunakan untuk tujuan ritual dan dibuat dari batu tulis atau gading.  

Pada masa Tudor di Inggris, sendok sempat menjadi simbol status sosial karena hanya orang dengan kelas ekonomi atas saja yang bisa memilikinya. Sebab, Apostle Spoon menjadi hadiah pembaptisan orang kaya dari gereja di saat itu.  Kini, sendok yang biasa kita gunakan memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding dulu. Karena di masa lampau sendok sebagian besar digunakan sebagai dekorasi.  

 

    1. Piring 

Dulu, orang biasa memanfaatkan daun sebagai alas untuk menaruh makanan atau tidak menggunakan alas sama sekali. Lalu mereka mencoba menggunakan roti yang dilubangi sebagai alas makanan, tetapi sayangnya tidak mampu menahan makanan dengan kuah dalam waktu yang lama. 

Mulai di abad ke-15, kayu yang dilubangi di tengah banyak digunakan penduduk Eropa sebagai wadah makanan atau alat makan piring yang lazim, hingga bahannya digantikan dengan seng, keramik, dan melamin. 

Sekitar tahun 600 Masehi, orang-orang di Cina berhasil menemukan proses pembuatan piring yang dibuat dari bahan aluminium. Pada tahun 1708, perajin tanah liat dari Jerman menggabungkan proses pembuatan keramik Eropa dan proses pembuatan dari Cina tersebut. 

Akhirnya banyak piring porselen dengan kualitas terbaik diproduksi di Eropa saat itu dengan harga yang mahal dan dijadikan barang koleksi hingga abad ke-19. Kemudian pada tahun 1910, piring mulai populer sebagai alat makan, bukan hanya sebagai koleksi. 

Alat Makan di Indonesia 

alat makan

Orang Indonesia sendiri memiliki kebiasaan makan menggunakan tangan. Utensil seperti sendok dan garpu baru dipakai ketika masa kolonialisme Belanda. Ini juga ada hubungannya dengan kebiasaan menyantap nasi rames yang sejak dulu menggunakan tangan langsung. Sedangkan untuk makanan yang berkuah, dulu penduduk Indonesia biasa menyeruput langsung dari wadah daun pisang. 

Apalagi di bagian Timur Indonesia banyak warga yang menyantap umbi-umbian. Mereka biasa lebih menikmatinya dengan memakannya pakai tangan. Meski begitu, Indonesia bisa menghasilkan alat makan yang berkualitas tinggi, lho. Bahkan sudah diekspor ke banyak negara di dunia. 

Ekspor Alat Makan Indonesia 

alat makan

Alat makan kayu yang dibuat oleh salah satu perajin di Yogyakarta berhasil menembus pasar Amerika hingga Eropa. Mulai dari sendok, piring, gelas, hingga talenan. Bahkan juga merambah ke dekorasi rumah yang lainnya seperti tempat lilin dan wadah sabun. Semua ini dibuat dari bahan baku kayu jati berkualitas tinggi.  

Lalu alat makan yang terbuat dari kaca asal Indonesia juga sudah menembus Meksiko hingga sebanyak tujuh kontainer senilai US$124.000.  Tidak berhenti sampai situ, peralatan makan keramik asal Indonesia berhasil dilirik oleh salah satu jaringan ritel. Bahkan dengan adanya kerja sama ini, hasil kerja perajin lokal tersebut telah diedarkan ke beberapa negara di Amerika Latin, mencakup tujuh di antaranya: 

 

    1. Chile 

 

    1. Argentina  

 

    1. Peru  

 

    1. Meksiko 

 

    1. Kolombia  

 

    1. Brasil 

 

    1. Uruguay 

Apakah kamu salah satu penghasil peralatan makan yang berkualitas dan ingin merambah pasar EKSPOR? Segera gabung dengan AeXI, bagian dari ekosistem ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia)! Didampingi sampai dapat global buyer, lho. 

alat makan

Leave a comment