Scroll Top

Ayam: Awalnya untuk Disembah, Kini Disembelih 

Ayam adalah satu jenis binatang yang sudah lama dibudidayakan untuk keperluan konsumsi manusia. Dagingnya juga memiliki jenis olahan dengan banyak versi di dunia. Sayangnya, menjelang beberapa hari besar, komoditas ini sering mengalami kenaikan harga. 

Kapan Manusia Konsumsi Ayam? 

ayam

Sebagai salah satu jenis daging yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia, siapa sangka bahwa unggas ini sebenarnya tidak ditujukan untuk diolah sebagai makanan? 

Menurut laman The Guardian, ada penelitian yang menunjukkan bahwa awalnya ayam tidak dijinakkan untuk pangan, tapi lebih mengarah pada hal spiritual. Profesor Naomi Sykes dari University of Exeter mengatakan bahwa konsumsi hewan ini sudah dianggap sangat biasa, sehingga orang berpikir kita tidak pernah tidak mengonsumsinya. Bukti penelitian menunjukkan hubungan unggas ini dengan manusia begitu kompleks, juga digunakan pada perayaan dan dipuja. Bahkan ada yang mengatakan jika binatang ini dijinakkan dengan cara dipancing menggunakan padi agar turun dari pohon. 

Penelitian lain menunjukkan, pada zaman besi ayam seringkali dikubur utuh dan tidak diolah. Hal itu dilakukan bersamaan antara yang jantan dan betina, bahkan terkadang dengan pemilik manusianya.  

Daging ini juga diyakini mulai dikonsumsi manusia sejak 10.000 tahun yang lalu. Namun, jurnal terbaru dari Antiquity menunjukkan manusia tidak punya kontak yang dekat dengannya hingga sekitar 1500 SM. 

Ketika masih menjadi binatang liar, hewan ini mulai dijinakkan dan dibawa melintasi Asia lalu ke seluruh Mediterania lewat rute perdagangan maritim Yunani, Etruria, dan Fenusia yang kini lebih dikenal dengan Lebanon dan Suriah. 

ayam

Melansir dari laman Britannica, unggas ini mulai didomestikasi dengan lebih dari sekali di Asia Tenggara dan kemungkinan juga di India selama 7.400 tahun terakhir. Keturunannya mulai menyebar ke seluruh dunia dalam beberapa gelombang dalam 2.000 tahun terakhir. 

Selama itu, unggas ini merupakan hal umum dari binatang di peternakan dan perkebunan di seluruh Asia dan Afrika. Tapi mulai dijadikan komoditas dan diproduksi massal di awal abad 20. 

Pertanian dengan kapasitas tinggi, barisan kandang yang disusun bertumpuk di dalam ruangan yang disertai dengan pengendalian suhu, cahaya, dan kelembaban mulai berkembang pesat di Britania Raya di sekitar tahun 1920 dan setelah Perang Dunia II di Amerika Serikat. Induk betina dibesarkan untuk daging dan telur untuk dimakan. Kemudian para peternak mengembangkan ras dan varietas untuk memenuhi kebutuhan komersial. 

ayam

Awalnya, daging ditujukan sebagai sampingan dari produksi telur. Hanya ayam betina yang tidak bisa lagi menghasilkan telur yang disembelih untuk dijual dagingnya. Tapi di pertengahan abad ke-20, jumlah produksi daging ini melampaui produksi telur. Sejak saat itu, industri daging ini tumbuh dengan masif. Ekspor globalnya saja mencapai 12,5 juta metrik ton atau sama dengan 13,8 juta ton di awal abad 21. 

5 Cara Mengolah Ayam yang Aman 

ayam

Dengan sejarah yang panjang tersebut, ayam bisa dibilang sebagai salah satu hidangan yang paling umum yang ada di piring hampir di setiap belahan dunia. Ragam olahan yang berbeda yang sesuai dengan kearifan budaya lokal, bukan sebuah alasan untuk melupakan keamanan dalam pengolahan makanan tersebut. 

Mengutip dari laman Hello Sehat, ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk bisa memasak ayam yang benar dan aman: 

 

    1. Jangan lupa cuci tangan sebelum menyentuh ayam. 

 

    1. Jangan mencuci dagingnya dalam kondisi mentah, sebab air cucian tersebut bisa mengangkut bakteri dari daging dan tersebar ke kulit sehingga lebih rentan terinfeksi. 

 

    1. Memisahkan peralatan masak. Jangan gunakan pisau untuk memotong daging tersebut untuk mengolah sayuran dan buah. 

 

    1. Dimasak harus di suhu yang pas. Ini merupakan kewajiban karena daging yang kurang matang belum bisa mematikan bakteri, salah satunya salmonella.  

 

    1. Jangan lupa cuci peralatan masak dengan bersih sehabis digunakan. 

3 Bahaya Konsumsi Ayam yang Kurang Matang 

ayam

Jika kamu abai dalam memasaknya, kurang matang misalnya, kamu akan rentan terinfeksi beberapa bakteri, seperti: 

 

    • Salmonella 

    • Campylobacter 

    • Escherichia coli 

    • Clostridium perfringens 

    • Enterococcus 

    • Klebsiella 

Jika sudah terkontaminasi, biasanya akan timbul beberapa reaksi dalam tubuh. Berikut ini contohnya yang sudah dilansir dari laman Klik Dokter: 

 

    1. Demam Tifoid 

Biasanya disertai dengan gejala demam tinggi pada sore atau malam hari. Sakit kepala, gangguan pencernaan, nyeri perut, kurang nafsu makan, dan lemas. 

 

    1. Gastroenteritis 

Ini adalah gangguan kesehatan yang merupakan peradangan lambung, usus besar atau usus kecil yang bisa menimbulkan sakit perut, mual, muntah, diare, dan kram. Gejalanya bisa muncul sejak 1-3 hari setelah terinfeksi dan bisa terjadi selama 10 hari.  

 

    1. Diare 

Biasanya ditandai dengan buang air besar berkali-kali dengan konsistensi kotoran yang encer. Sering disertai dengan pusing, sakit perut, dan lemas. Biasanya sembuh dengan cepat dan tidak mengkhawatirkan. Yang harus diingat adalah jangan sampai dehidrasi karena bisa berakibat fatal jika tidak diobati dengan baik. 

Makanya penting sekali untuk mengolahnya dengan baik, terutama dalam kematangan yang sempurna. Tidak hanya itu, kamu juga harus memastikan kondisi dagingnya dengan baik sebelum dimasak. 

Jika kamu ingin mendapatkan kualitas daging ayam yang baik, atau bahkan mampu untuk memproduksinya sendiri, jangan ragu untuk menjadikannya bisnis. Sebab dengan tingkat konsumsinya yang tinggi, pangsa pasarnya begitu luas. 

Untuk masalah distribusi, bisa kamu serahkan kepada AeXI lokal, salah satu bisnis unit di bawah ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia) yang ahli dalam distribusi langsung ke tangan pelanggan. Daftar sekarang dengan klik gambar di bawah, ya! 

Leave a comment