Canberra adalah ibu kota Australia, negara yang tidak jauh dari Indonesia. Dengan jarak seperti itu, sebenarnya bisa menjadikan lokasi tersebut sebagai sasaran ekspor yang pas karena biaya ongkos yang keluar bisa direduksi, juga akan lebih cepat sampai.
Hubungan Bilateral Indonesia – Australia
Melansir dari laman 70 Years Indonesia Australia, dapat dikatakan bahwa dua negara ini sudah punya hubungan baik yang begitu penting dari lama. Hal itu meliputi soal politik, ekonomi, pembangunan, keamanan, pendidikan, pembangunan, dan hubungan sesama masyarakatnya.
Hubungan ini juga didukung dengan adanya pertemuan rutin yang dilakukan secara reguler. Seperti Pertemuan 2 + 2 Menteri Luar Negeri dan Pertahanan, Dewan Menteri Australia-Indonesia dalam Bidang Hukum dan Keamanan, dan Pertemuan Tahunan Para Pemimpin Indonesia-Australia.
Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia sendiri, Australia juga memiliki peran penting. Ketika Belanda mengabaikan negosiasi dengan banyak pemimpin di Indonesia dan merencanakan serangan di Jawa dan Sumatera saat 20 Juli 1947, Australia merujuk konflik tersebut sebagai pelanggaran perdamaian berdasarkan Pasal 39 (Bab VII) Piagam PBB.
Hal itu mendorong Amerika Serikat dan Inggris, yang saat itu menjadi sekutu Belanda untuk memberikan tindakan. Walaupun enggan, akhirnya mereka memerintahkan gencatan senjata lewat Dewan Keamanan PBB di 1 Agustus 1947.
Selain itu, Australia juga berpartisipasi dalam Konferensi Asia yang diadakan oleh Nehru, Perdana Menteri Indonesia saat itu di New Delhi. Dalam rangka mendukung Indonesia. Serta menentang Beel Plan, yakni rencana Belanda untuk memindahkan kedaulatan tanpa mengembalikan Republik kepada Federal Indonesia (bentuk pemerintahan saat itu) karena masih ingin melakukan kontrol terhadap negara jajahannya ini, yang akhirnya menghasilkan perjanjian di mana mereka setuju untuk mengembalikan Pemerintah ke Republik Yogyakarta di 5 Juli 1949.
Tidak hanya itu, Australia juga melakukan boikot terhadap ratusan kapal Belanda untuk mencegah mereka kembali ke Indonesia sebagai bentuk dukungan atas kemerdekaan negara ini, sejak September 1945. Kemudian gerakan ini disebut dengan Armada Hitam.
Terdapat juga gerakan protes Anti-Belanda yang dilakukan oleh banyak warga Australia. Hingga akhirnya pemerintahan negara tersebut, yang saat itu berada di bawah Perdana Menteri Chifley, merujuk desakan militer yang sedang dilakukan Belanda terhadap Indonesia saat itu ke Dewan Keamanan PBB.
Negara dengan ibu kota Canberra ini juga menjadi wakil Indonesia dalam Perjanjian Renville di 1948, yang merupakan kesepakatan yang ditengahi oleh Komite Jasa Baik Persatuan Bangsa-Bangsa antara Belanda dan Republik Indonesia.
Hal tersebut dibuat karena Belanda masih berusaha ingin membangun kembali koloninya di Asia Tenggara pada akhir Perang Dunia II, sementara itu Indonesia ingin mempertahankan kemerdekaannya. Lantas perjanjian itu dinamai USS Renville, dilangsungkan di kapal yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta.
Peluang Ekspor ke Canberra
Dalam hubungan perdagangan, Indonesia dan Australia sendiri juga sudah melakukannya dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah beberapa contoh komoditas asal Indonesia yang sudah diekspor ke Australia di 2019 mengutip dari laman UKM Indonesia:
-
- Kayu
-
- Mesin, reaktor nuklir
-
- Bahan bakar mineral dan produk distilasi
-
- Alat elektronik dan listrik
-
- Bahan tekstil yang belum dijahit
-
- Mutiara, batu berharga, koin, dan besi
-
- Fertilizer
-
- Karet
-
- Kertas
-
- Plastik
Tentu saja kita masih bisa melakukan penjualan lebih besar lagi pada tahun-tahun selanjutnya. Jika kamu ingin menjadi salah satu bagian dari eksportir Indonesia yang sukses menembus pasar Canberra dan wilayah lain di Australia, ada beberapa regulasi yang harus kamu patuhi dalam penjualan ini.
Melansir dari laman DHL, inilah yang harus kamu siapkan sebelum ekspor ke sana:
-
- Deklarasi ekspor
Ini biasanya menunjukkan bahwa barang tersebut sudah sesuai dengan semua persyaratan yang diperlukan untuk ekspor.
-
- Izin impor
Biasanya berisi permohonan yang dikeluarkan dari otoritas negara tujuan ekspor kamu.
-
- Faktur komersial
Dokumen yang berguna untuk memberikan informasi tentang pengiriman barang. Biasanya termasuk dengan deskripsi barang, nilai total pengiriman, informasi pengirim, dan Kode Harmonisasi yang benar.
-
- Daftar muatan
Dokumen ini lebih dikenal dengan Bill of Lading (BoL) yang berisi barang yang dikirim, nama pengirim dan perusahaan pelayaran, dan informasi sejenisnya.
-
- Reklame udara
Bisa juga disebut dengan Air waybill. Isinya mirip dengan BoL, tapi ini dikhususkan untuk pengiriman lewat jalur udara.
-
- Surat keterangan asal
Ini adalah jenis dokumen yang menjelaskan tentang produk tersebut memang dibuat di negara tertentu.
-
- Sertifikat asuransi
Dokumen tersebut berguna untuk melindungi produksi kamu jika terjadi kehilangan atau kerusakan selama pengiriman.
Dapat disimpulkan dengan hubungan historikal yang baik, serta diplomatis yang masih terjaga hingga kini, Canberra dan segala negara bagian lain dari Australia bisa menjadi sasaran ekspor yang menjanjikan.
Kamu bisa memasukkan negara kangguru ini sebagai daftar ekspor selanjutnya. Untuk masalah regulasi dan dokumen pendukung, bisa diserahkan pada DTI, yang masih menjadi bagian ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia) yang berfokus pada urusan legal dalam ekspor.
Daftar sekarang dengan klik gambar yang ada di bawah, ya!