Keuangan merupakan salah satu hal vital dalam perusahaan, bahkan juga dalam skala UMKM. Bisa menjadi muara dari kelancaran atau bahkan hambatan awal. Ini juga berlaku bukan hanya untuk industri tapi juga individu, makanya hal ini memegang peranan yang penting. Lantas, bagaimana membuat keuangan yang sehat?
5 Ciri Keuangan yang Sehat
Perusahaan yang sehat, bisa terlihat dari bentuk keuangannya. Hal tersebut bisa ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut, yang sudah kami kutip dari laman Delegasi:
-
- Arus Kas yang Positif
Hal ini bisa menjadi indikator yang nyata dan menyatakan bahwa bisnis kamu bisa menghasilkan lebih banyak uang dibanding dengan biaya operasional. Bisa memberikan kemampuan untuk investasi, membayar hutang, bahkan menghadapi situasi darurat.
-
- Peningkatan Laba
Tanda perusahaan tersebut bagus juga bisa terlihat dengan adanya pertambahan laba yang terlihat secara konsisten. Dapat menunjukkan bahwa strategi bisnisnya efektif dan mampu menghasilkan nilai tambah.
-
- Stabilnya Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang sehat dan bisa mengelola kewajiban finansial dengan baik, dapat menunjukkan bahwa perusahaan ini punya risiko yang bisa terkendali.
-
- Mampu Membayar Utang dengan Tepat
Bisnis yang memiliki keuangan lancar juga bisa ditandai dengan kemampuan untuk membayar utang dengan tepat waktu. Hal ini bukan hanya berguna dalam memberikan reputasi yang baik, tapi juga menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis.
-
- Punya Dana Darurat yang Cukup
Tanda lain yang dimiliki oleh bisnis yang punya finansial sehat adalah punya keuangan darurat yang cukup. Bisa digunakan dalam kejadian tidak terduga atau situasi krisis yang lain. Ini juga bukan hanya berlaku untuk keuangan perusahaan, tapi juga pribadi.
3 Panduan Memiliki Keuangan yang Sehat
Memiliki keuangan yang sehat, sudah pasti menjadi banyak keinginan para pelaku bisnis, termasuk juga UMKM. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu tiru yang sudah kami lansir dari laman Protea Financial:
-
- Melacak Semua Pengeluaran
Memeriksa ke mana uang ini digunakan bisa dijadikan analisa tentang bagaimana pengeluaran dalam bisnis ini berjalan. Apakah ada keuangan yang terlalu bengkak di suatu sektor atau ternyata diperlukan di dalam bagian lainnya.
-
- Alokasikan Dana untuk Investasi yang Penting
Investasi adalah salah satu cara yang bisa membuat keuangan kamu berkembang. Ini juga bisa memudahkan bisnis untuk lebih maju. Makanya diperlukan alokasi dana dalam bagian ini. Tapi tentunya sangat diperlukan analisis dalam bentuk apa investasi ini akan dilakukan.
-
- Membuat Tujuan yang Realistis
Memakai tujuan bisnis adalah hal yang baik, tapi jangan lupa untuk melakukannya dalam jangka waktu yang pendek dan realistis. Apalagi jika ini harus dilakukan ketika ada masalah keuangan. Tujuan yang terlalu jauh akan menjerumuskan pada masalah yang lainnya.
3 Contoh Kasus Buruknya Keuangan
Bisnis terhambat karena masalah keuangan bukan hanya melanda perusahaan kecil saja, loh. Buktinya ada banyak korporasi raksasa yang mengalami guncangan karena masalah tersebut. Ini sebagian kasus yang terjadi jika keuangan tidak sehat dalam korporasi.
Beberapa ini contohnya yang sudah kami sadur dari laman Detik Finance:
-
- PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)
Ini adalah perusahaan teh yang berdiri sejak 1973 dan sering merajai di bidangnya. Walau begitu, korporasi ini dinyatakan bangkrut di 2018 karena masalah tidak bisa membayar cicilan kredit utangnya.
-
- Nyonya Meneer
Contoh perusahaan besar lainnya yang goyah karena beban utang adalah korporasi jamu ini. Walaupun masalah keuangan bukan sebagai satu-satunya hambatan, tapi hal ini juga bisa memberikan dampak pada kelancaran bisnisnya.
-
- 7-Eleven
Perusahaan yang lebih dikenal dengan sebutan Sevel ini mengalami pailit di 2017 lalu. Keuangan adalah persoalannya karena biaya operasional yang besar tidak sebanding dengan profit.
5 Larangan dalam Mengelola Keuangan Bisnis
Agar perusahaan kamu tidak masuk ke dalam prahara finansial tersebut, ini adalah beberapa poin yang harus kamu hindari dalam pengelolaan bisnis terutama UMKM yang jangan sampai kamu lakukan, yang sudah dikutip dari laman Link UMKM:
-
- Menggabungkan kekayaan pribadi dan usaha.
-
- Tidak paham dengan pembukuan.
-
- Kurang menyiapkan dana cadangan.
-
- Tidak mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu.
-
- Membelanjakan modal dasar.
Memang, mengurusi finansial ini tidak mudah. Diperlukan orang yang terlatih untuk mengurusnya. Tapi akan lebih baik untuk diurus sendiri, apalagi jika skala bisnis yang dijalani masih belum terlalu besar.
Tentu saja diperlukan skill khusus dalam pengelolaan keuangan ini. Kamu bisa mendapatkan ilmu soal itu salah satunya dengan ikut kelas yang tersedia di LPK GeTI Inkubator yang menjadi bagian dari ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia). Berbagai pelatihan finansial, atau apapun tersedia. Bahkan bisa juga diakses lewat Prakerja juga.
Ikuti pelatihannya dengan klik gambar di bawah!