Makanan organik kerap dikatakan sebagai salah satu jenis panganan yang bisa membantu manusia untuk hidup lebih sehat. Sebab semuanya bebas pestisida dan bahan kimia lainnya dalam proses panen hingga sampai ke tangan pembeli. Terdengar bagus, tapi masih banyak yang enggan karena harganya mahal. Apakah ada alternatif lain?
Apa Itu Makanan Organik
Menurut Britannica, makanan organik adalah makanan segar atau olahan yang dibuat menggunakan metode pertanian alami tanpa memakai bahan kimia sintetis seperti pestisida atau pupuk buatan manusia, bahkan organisme yang dimodifikasi secara genetik. Contohnya bisa berupa produk makanan segar, daging, susu beserta olahannya, bahkan bisa ke panganan lain seperti kerupuk, minuman, dan makanan beku.
5 Perbedaan Antara Makanan Organik dan Bukan
Untuk jenis makanan ini dengan yang biasa punya beberapa perbedaan. Untuk mengetahui perbedaannya lebih dalam, inilah beberapa poin yang membedakannya dilansir dari laman Originz:
-
- Pertumbuhannya
Bahan makanan organik biasanya tumbuh secara alami. Pada produksi bahan makanan yang biasanya kerap menggunakan pupuk kimia, pestisida, dan sejenisnya.
-
- Kecepatan Pertumbuhan
Bahan yang tidak organik, biasanya menggunakan berbagai hormon pembantu seperti pupuk buatan yang membuatnya tumbuh lebih cepat. Makanan yang organik tumbuh sesuai dengan pertumbuhan alaminya, karena tidak ada tambahan lainnya.
-
- Sumber Pupuk
Bahan makanan organik atau alami menggunakan pupuk yang yang berasal dari alam seperti kotoran hewan atau kompos. Sedangkan sayuran yang dari penanaman biasa menggunakan pupuk kimia, contohnya nitrat.
-
- Pemakaian Pestisida
Pestisida adalah salah satu hal penting dalam makanan non-organik. Sedangkan dalam proses makanan organik, tidak tambahan ini. Residu yang tertinggal, bisa menyebabkan racun.
-
- Ketahanannya
Daya tahan antara kedua makanan ini juga berbeda. Bahan makanan alami ini tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama karena tanpa menggunakan bahan pengawet. Biasanya paling lama bisa lima hari.
Cara Membaca Label Makanan Organik
Biasanya, makanan organik memiliki label khusus yang menandai bahwa bahan tersebut dibuat dengan proses tertentu atau mengikuti standar negara asal produk tersebut. Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, hal ini bisa ditemukan dalam beberapa label seperti National Organic Program United States Department of Agriculture’s (NOP USDA), Organic Agriculture Centre of Canada (OACC), European Union (EU), dan Korean Food and Drug Administration (KFDA).
Jika bahan tersebut diproduksi secara lokal, biasanya label akan dikeluarkan dari lembaga sertifikasi seperti LSO Sustainable Development Services (SDS), LSO Mutuagung Lestari (MAL), dan LSO Sucofindo.
5 Tips Mengolah Bahan Makanan Organik
Ada beberapa cara yang disarankan dalam mengolah bahan makanan organik. Apalagi, panganan ini bisa cepat busuk atau tidak boleh dimasak dengan terlalu lama. Jadi, berikut merupakan tips dalam menyiapkan dengan lebih tepat melansir dari laman Organic Center:
-
- Pilih dan Bersihkan dengan Cermat
Lebih baik memilih bahan panganan ini dalam keadaan segar, setiap helainya masih utuh, dan warnanya cantik. Kamu bisa menanyakan kepada penjual, kapan sayuran ini dipanen atau diantar. Jangan lupa juga untuk dibersihkan dengan air mengalir secara maksimal agar tidak ada kotoran atau kontaminasi bakteri.
-
- Menyimpan dengan Cara yang Tepat
Sebaiknya, pisahkan makanan organik dengan bahan panganan lainnya untuk menghindari kemungkinan kontaminasi. Kalau ingin disimpan dengan lebih lama, kamu bisa menaruhnya di dalam freezer dengan suhu di atas 24 derajat agar pertumbuhan bakteri lebih lambat. Jangan lupa untuk simpan dalam wadah tertutup dan tidak lebih dari dua jam.
-
- Masak untuk Satu Porsi
Bahan makanan organik apalagi sayuran tidak disarankan untuk disimpan terlalu lama, meskipun sudah diolah. Jika kamu membelinya di pagi hari, setidaknya sudah harus dimasak untuk makan siang dan segera dihabiskan. Jika dihangatkan, nilai gizinya bisa turun.
-
- Lebih Baik Dikukus
Mengukus, adalah cara mengolah makanan terbaik karena nutrisi yang ada di dalamnya tetap terjaga. Apalagi jika ini adalah sayuran. Jangan terlalu lama juga, sebaiknya maksimal hanya dua atau tiga menit. Untuk sayuran yang keras seperti wortel, bisa dikukus empat menit.
-
- Jangan Ditumis Sampai Layu
Jika kamu ingin mengolah sayuran organik dengan cara tumis, jangan terlalu lama. Sangat tidak disarankan sampai layu dan berubah warna karena nilai gizinya bisa berkurang.
Potensi Bisnis Makanan Organik
Kini orang sudah semakin sadar dengan pentingnya gaya hidup sehat. Terlihat dengan banyaknya yang memberikan kritik terhadap konten jualan makanan yang terlalu manis, terlalu pedas, atau olahan makanan yang menggunakan minyak pekat.
Belum lagi soal tren olahraga seperti yoga, bersepeda, atau lari yang sempat booming dalam beberapa tahun lalu. Belum lagi influencer lifestyle kesehatan yang sering membagikan tips cara mereka menjaga pola hidup sehat, bisa dijadikan celah bisnis dalam makanan organik. Buktinya, bagian makanan organik di swalayan selalu ramai.
Kamu bisa atau bekerja sama dengan para petani atau peternak yang biasa menghasilkan bahan panganan organik. Atau memproduksinya sendiri untuk dijual. Jika takut tidak bisa mencapai target pasar dengan maksimal, kamu bisa menggandeng pihak lain yang kompeten dalam bidangnya.
Apalagi kini penjualan bisa dilakukan dengan semakin mudah, live streaming salah satunya. Sudah banyak agensi yang menyediakan jasa penjualan dengan cara ini. Seperti Bencuan yang masih dalam naungan ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia).
Untuk tahu lebih jelas, klik gambar di bawah ini sekarang!