Scroll Top

Warren Buffett: Apa yang Bisa Dipelajari Darinya?

Ilustrasi Ilmu Warren Buffett yang Berguna untuk Bisnis
Ilustrasi ilmu Warren Buffett yang berguna untuk bisnis. Sumber foto: Freepik.com/@Jcomp.

Warren Buffett adalah investor, pebisnis, dan termasuk tokoh berpengaruh di dunia. Dia dikenal luas sebagai chairman dan CEO salah satu perusahaan ternama di dunia: Berkshire Hathaway. 

Berkat kepiawaiannya, ia melanggeng sebagai salah satu tokoh terkaya di dunia. Maka itu, tidak salah jika kita menjadikannya sebagai role model untuk meraih kesuksesan, khususnya di bidang bisnis. 

Lantas, apa saja yang bisa kita pelajari dari sosok hebat yang satu ini? Mari kita simak bersama penjelasannya!

Prinsip Warren Buffett

Sebagaimana dikutip dari CNBCIndonesia.com, Warren Buffett pernah mengungkap satu hal wajib dipegang teguh, sesuatu yang tak ubahnya prinsip untuk terus berkembang dan bisa bertahan dalam industri.

Jika hal yang ia maksud tidak diterapkan, maka seseorang bisa hancur dalam lima menit! Nah, sesuatu yang ia maksud dan wajib dipegang teguh adalah mempertahankan reputasi. 

Bagi Buffett, reputasi adalah ukuran paling tinggi dari suatu kesuksesan. Oleh sebab itu pula, ia memosisikan reputasi sebagai aset yang amat bernilai dan harus dijaga setiap hari.

Sebegitu kuat keinginannya dalam mempertahankan reputasi pun dapat terlihat dari kebiasaannya yang kerap mengutip dua kalimat terkenal. 

Kutipan pertama, “Butuh 20 tahun untuk membangun reputasi dan lima menit untuk merusaknya. Jika memikirkan hal itu, orang akan melakukan segalanya dengan berbeda.”

Kedua, “Kehilangan uang untuk perusahaan, dan saya akan memaklumi. Kehilangan sedikit pun reputasi untuk perusahaan, dan saya akan menjadi sangat keras.”

Dari pernyataan Buffett tersebut, kita bisa menyadari betapa reputasi amat penting baginya, sesuatu yang tidak bisa disandingkan dengan uang. 

Dalam konteks bisnis, reputasi memang segala-galanya. Jika kita ingin mendapatkan klien atau kerja sama, pasti pun orang-orang akan lebih dulu melihat reputasi kita. 

Oleh sebab itulah, reputasi sangat perlu dibangun dan dijaga. Caranya bisa dengan menjaga konsistensi, kualitas, integritas, komitmen, tanggung jawab, dan jujur. 

Memang ada banyak tantangan tatkala kita mengimplementasikan nilai-nilai tersebut. Namun, buah yang akan dipetik ketika membiasakannya amat sangat besar, baik untuk diri sendiri maupun bagi perkembangan karier atau bisnis.

Pesan untuk Kelas Menengah

Selain prinsipnya yang baik untuk kita terapkan, pesan Warren Buffett kepada masyarakat kelas menengah pun patut untuk dipertimbangkan. Pasalnya, pesan yang ia sampaikan bagus dan bisa membuat para kelas menengah naik kelas. 

Adapun pesan yang dimaksud adalah hal-hal yang harus dihentikan para kelas menengah. 

  • Mobil Baru

Buffett pernah berpesan, “Jangan simpan apa yang tersisa setelah berbelanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.”

Dikutip dari Kontan.co.id, Buffett sering memberi saran agar kelas menengah tidak membeli mobil baru. Sebab, kendaraan adalah aset yang nilainya dapat turun dengan cepat. 

Menurutnya, mobil baru bisa saja kehilangan 20% dari nilainya di tahun pertama hingga 60% di lima tahun pertama. Dari saran ini, dia mengingatkan kita bahwa fungsi lebih diutamakan daripada gengsi.

  • Langganan Tak Perlu

Banyak platform yang kini bertebaran di era digital, mulai dari menonton film, streaming, hingga musik. Namun, jika terus berlangganan, maka harus siap menghadapi apa yang disebut “penguras uang senyap”.

Pasalnya, tanpa disadari, langganan banyak platform bisa menguras finansial. Padahal, jika dipikir-pikir lagi, sebetulnya bukan soal juga apabila tidak berlangganan banyak platform yang notabene tak membuat kita produktif. 

  • Barang Berkualitas Rendah

Dalam satu kesempatan, Warren Buffett pernah berkata, “Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan.”

Dari pernyataan itu, secara tidak langsung ia mengatakan agar jangan membeli barang dengan kualitas rendah. Sebagai contoh, jika kamu membeli sepatu palsu dengan harga Rp200 ribu, bisa dipastikan ketahanan sepatu tidak baik dan dapat rusak dalam hitungan bulan.

Situasi tersebut pastinya berbeda jika kamu membeli sepatu asli dengan harga Rp600 ribu, tapi ketahanannya kuat dan bisa dipakai dalam hitungan tahun. 

Dari contoh itu, Rp200 ribu lebih murah dibandingkan Rp600 ribu. Namun, kamu bisa lebih boros karena dalam hitungan bulan harus beli sepatu lagi dengan harga yang sama.

Belajar Bisnis E-commerce

Jika kamu ingin memulai bisnis di e-commerce, maka ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari investor ternama dunia: Warren Buffett. 

Pertama, pahami nilai dan fokus pada keunggulan kompetitif. Sebab, memiliki bisnis yang punya keunggulan kompetitif berkelanjutan adalah kunci kesuksesan. 

Kedua, investasi pada pengetahuan dan pembelajaran. Hal ini paling penting sebelum memulai bisnis di e-commerce yang terkenal sangat kompetitif.

Ketiga, fokus untuk jangka panjang. Meskipun kamu mau buka bisnis di e-commerce, tapi tidak ada salahnya untuk fokus dalam jangka panjang. Misalnya, memperkuat branding dan menjaga kualitas produk. 

Keempat, bangun kerja sama dengan pihak lain. Dalam dunia bisnis e-commerce, kerja sama dibutuhkan. Pasalnya, jika dilakukan dengan benar, ini bisa meningkatkan peluang keberhasilan. 

Perihal kerja sama ini, di dunia e-commerce pun juga dikenal adanya agensi. Nah, agensi biasanya bekerja untuk memasarkan produk-produk kliennya. 

Keberadaannya pun amat membantu, khususnya untuk kamu yang belum memiliki sumber daya yang memadai. 

Adapun jika ingin kerja sama dengan agensi, kamu bisa berkolaborasi dengan Digital Etalase Indonesia (DEI). Sebagai informasi, DEI adalah anak perusahaan ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia).

DEI menjadi opsi kerja sama karena sudah terbukti berpengalaman dan berkompeten di bidangnya. Selain didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni, juga dilengkapi dengan peralatan yang sama baiknya. 

Jika kamu ingin bekerja sama dengan DEI atau butuh informasi tambahan, kamu bisa langsung chat admin dengan klik banner di bawah!

Related Posts

Leave a comment