Scroll Top

Toko Kelontong dan Peluang Transformasinya 

Ilustrasi Toko Kelontong
Ilustrasi Toko Kelontong. Sumber Foto: Freepik.com/@Freepik.

Toko kelontong adalah dua kata yang tidak asing untuk kita sebagai masyarakat Indonesia. Bisa dibilang, mayoritas dari kita pernah mengunjungi warung jenis ini.  

Biasanya, orang-orang memilih berbelanja secara konvensional di toko kelontong karena harganya lebih murah. Selain itu, pilihan produk yang ditawarkan pun lebih banyak daripada warung biasa. 

Definisi Toko Kelontong 

Secara kebahasaan, Eksporior, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) toko berarti kedai yang berupa bangunan permanen tempat orang menjual barang. Adapun barang yang dimaksud sejenis makanan kecil dan sebagainya. 

Sementara di KBBI, kelontong memiliki dua arti. Pertama, sebagai alat kelentung yang dibunyikan penjaga barang dagangan dengan tujuan menarik perhatian pembeli. 

Kedua, kelontong diartikan sebagai barang-barang keperluan sehari-hari. Misalnya, sikat gigit, cangkir, dan sabun. 

Dari arti tersebut, kita bisa menarik kesimpulan toko kelontong sebagai bangunan permanen yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari. Ini dianggap paling tepat karena di warung jenis tersebut yang kebanyakan dijual adalah produk kebutuhan sehari-hari kita. 

Sementara itu, bersumber dari Gramedia.com, toko kelontong termasuk pasar skala kecil. Dikatakan warung ini bersifat lokal. Di sisi lain, juga punya ciri khas yang umumnya mudah diakses. 

Sedangkan dalam sejarahnya, disebutkan bahwa orang-orang Tionghoa yang mula-mula membuka toko kelontong. Awalnya, mereka menjual kebutuhan sehari-hari dengan berkeliling dan menggunakan kelontongan.  

Seiring berjalannya waktu, para pedagang ini mulai menetap dan buka warung secara permanen. Nah, Eksporior, sejak saat itulah toko kelontong mulai digandrungi masyarakat. 

Alasannya? Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, ialah karena toko kelontong punya banyak pilihan produk dan harganya lebih murah. Di sisi lain, lokasi warung yang biasanya strategis juga menjadi penyebab mengapa toko itu kerap dikunjungi. 

Jenis Toko Kelontong 

Berdasarkan jenisnya, toko kelontong dibagi menjadi dua. Apa saja itu? Yuk, kita simak bersama-sama! 

Ecer 

Pertama, ada kelontong ecer. Orang yang ingin buka warung kelontong jenis ini, biasanya tidak butuh modal banyak. Alasannya, barang yang dijual biasanya hanya satuan atau lebih akrab disebut eceran. 

Grosir 

Berikutnya, ada kelontong grosir. Ciri-ciri kelontong grosir bisa dilihat dari banyak hal. Misal, secara bangunan lebih besar daripada toko kelontong eceran. Kedua, biasanya konsumen toko grosir adalah pedagang juga yang akan menjual lagi barangnya. 

Transformasi Toko Kelontong 

Di era digital saat ini, toko kelontong sebetulnya punya peluang yang lebih baik. Pasalnya, Eksporior, selain bisa menjual produk secara langsung, para pelaku usaha ini juga dapat menjual barangnya secara online

Dalam perspektif bisnis, penjualan secara online sesungguhnya memberikan banyak manfaat. Alasannya, jualan online membuat kita berpeluang lebih luas menjangkau konsumen. 

Berikutnya, waktu kerja yang lebih fleksibel. Dengan kata lain, diri kita sendiri yang akan mengatur jam kerjanya dari jam berapa sampai jam berapa, termasuk mengatur waktu liburnya. 

Lebih lanjut, berjualan secara online juga dapat menekan biaya operasional. Misal, jika kamu punya warung kelontong dan beralih berjualan online, maka kamu akan menekan biaya untuk listrik dan air.  

Akan tetapi, kalau kamu ingin tetap mempertahankan toko secara fisik, itu juga bukan soal. Yang penting, sudah dipertimbangkan secara matang. 

Selanjutnya, Eksporior, beralih berjualan online bisa membuat kamu tahu bagaimana kinerjamu. Di sisi lain, dagang online juga dapat membikin kamu memiliki data penjualan yang valid. Alasannya, dalam perdagangan daring, barang yang terjual biasanya otomatis terdata sistem. 

Keuntungan berikutnya jualan online adalah membuka peluang untuk ekspansi bisnis dan kolaborasi.  

Adapun ekspansi bisnis usaha toko kelontongmu memang sangat mungkin, sebab jualan online membuat jangkauan konsumen kamu lebih luas. Lantaran itulah, peluang ekspansi makin terbuka. 

Nah, ekspansi yang dimaksud, bisa dalam bentuk memperbanyak produk yang dijual atau kamu justru dengan buka toko fisik baru. 

Sementara itu, kolaborasi memungkinkan karena di ekosistem perdagangan online, membuat kamu bisa berinteraksi dengan siapa saja. Oleh sebab itu, peluang kolaborasi menjadi terbuka. 

Kolaborasi yang dimaksud, bisa jadi dalam bentuk mengeluarkan produk atau kerja sama menjual produk.  

Masih terkait kolaborasi, kamu juga bisa banget kerja sama jualan online dengan pihak ketiga. Hal ini sebetulnya amat disarankan bagi kamu yang terlalu sibuk mengurus toko fisik.  

Kerja sama seperti itu amat bisa dilakukan, terlebih jika kamu sudah punya produk sendiri. Misalnya, kamu punya toko kelontong, tapi tokomu juga punya produk yang diproduksi sendiri dan tergolong UKM, seperti makanan ringan. 

Nah, ini bisa dikerjasamakan untuk dijual secara online. Jualannya pun tidak melulu lewat marketplace, sebab kamu bisa kerja sama dengan agensi yang berjualan online secara live di media sosial. 

Agensi yang berpengalaman untuk itu salah satunya adalah Bencuan, yang masih berada dalam ekosistem ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia). Dengan kerja sama itu, omzet kamu bisa bertambah. Jadi, yuk gabung dengan klik gambar di bawah ini! 

Related Posts

Leave a comment