Perhiasan memang bisa dibilang tidak masuk ke dalam kebutuhan primer. Namun, karena bisa menunjukkan prestige, komoditas ini cukup memegang peran penting sebab peminatnya tetap tinggi. Hasil produksi lokal juga nyatanya bisa bersaing di kelas global.
Berawal dari Tulang Binatang
Dalam dunia fashion, kedudukan perhiasan dapat dibilang sebagai statement atau bertujuan untuk menunjukkan kelas ekonomi tertentu. Namun, jika dilihat awal mulanya, benda ini memiliki fungsi yang berbeda.
Di masa prasejarah, kedudukan bendai ini dinilai magis karena digunakan sebagai perlindungan diri, menambah kesan wibawa, mitos dalam kemampuan untuk menambah kesuburan, kekayaan, dan cinta.
Melansir dari Kompas, perhiasan sudah ada sejak 6.500 tahun yang lalu ketika manusia masih hidup dengan cara berburu dan meramu. Bahan yang dipakai dalam pembuatannya juga dari hal yang dekat dengan kehidupan manusia saat itu, seperti buah, bunga, kayu, daun, bahkan tulang binatang.
Namun, ditemukan juga bukti sejarah yang menunjukkan beberapa dari benda ini terbuat dari batu yang lebih istimewa, yakni kadelson dan jaspin yang mendekati batu permata.
Perhiasan yang terbuat dari kerang dan tulang binatang akan diampelas dan diubah bentuknya menjadi rupa yang diinginkan. Hal tersebut berguna untuk membuat tepiannya menjadi lebih halus.
Ketika masa perundagian, benda ini berbentuk gelang tangan dan kaki, serta kalung yang berasal dari besi tuang. Barulah ketika masa Hindu–Budha, bahannya berasal dari emas, tembaga, atau kaca.
International Gem Society menyebutkan berlian mulai populer sebagai perhiasan di Eropa sekitar tahun 1300 karena orang-orang baru bisa menemukan cara untuk memotong batu indah tersebut.
Jenis yang dibuat juga sudah mulai bervariasi dan memiliki fungsi lain, seperti bros yang digunakan untuk menyatukan pakaian serta cincin dan liontin sebagai identitas atas pangkat dan otoritas.
Kemudian perhiasan dianggap sebagai simbol komitmen antar manusia, seperti budak yang diperintah memakai gelang untuk menunjukkan siapa tuan mereka. Contoh lain adalah cincin kawin yang menjadi simbol komitmen antara dua orang.
Hingga pada suatu waktu hanya sekumpulan orang tertentu saja yang diperbolehkan memakai perhiasan dari batu permata, seperti orang kaya dan petinggi gereja. Kemudian hal itu dianggap sebagai lambang kekuasaan dan kemakmuran.
Rakyat jelata yang ingin menyerupai mereka menggunakan aksesoris ini dengan harga yang lebih murah untuk membuat pakaian pesta mereka jadi lebih menonjol dan menambah estetika warna.
Berikut ini beberapa jenis evolusi sejarah perhiasan di beberapa wilayah dunia:
-
- Mesir
Orang Mesir membuat gelang dari ragam batu dan permata berwarna. Kemudian juga ciri khasnya dibuat dengan bentuk yang menyerupai beberapa binatang seperti ular kobra dan burung nasar. Ini dilakukan karena dua hewan itu melambangkan beberapa wilayah di sana.
Mereka juga percaya bahwa warna bisa menyimpulkan kepribadian sehingga bukan hanya simbol saja yang dianggap penting. Contoh penerapannya adalah kuning dan emas yang diasosiasikan dengan matahari, umumnya digunakan sebagai mahkota Firaun.
-
- Iran dan Irak
Jejak awal perhiasan dapat ditelusuri dari perkembangan peradaban di Mediterania, yang kini disebut Iran pada 3.000 atau sekitar 400 tahun sebelum Masehi. Wujudnya adalah jimat dan segel batu sederhana yang bermakna spiritual.
Perhiasan ini dijadikan persembahan untuk dewa dan untuk mendandani patung. Salah satu peninggalan terbesarnya bisa dilihat dari makam kerajaan di Sumeria Kuno. Terdapat banyak mumi yang dipakaikan aksesoris ini mulai dari kalung, anting, cincin, peniti, dan mahkota.
-
- Bahrain
Ditemukan perhiasan berbentuk anting mutiara dan emas yang berusia 4.000 tahun, temuan tertua yang pernah diketahui. Ada 170.000 situs pemakaman yang ada di sana. Hal ini tidak mengherankan karena penduduk di pulau yang terletak di Teluk Persia tersebut terkenal memiliki standar hidup yang tinggi saat itu.
Perhiasan di Indonesia
Di Indonesia sendiri ada beberapa bentuk perhiasan dengan bentuk yang berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi keadaan geografis yang terdiri dari beberapa pulau, bukit, dan gunung, yang menghasilkan kelompok etnis yang bermacam-macam.
Melansir dari Good News From Indonesia, ada beberapa fungsi yang berbeda terkait dengan sejarah perhiasan. Yakni:
-
- Lambang simbol dan status.
-
- Penolak bala.
-
- Sarana pengobatan.
-
- Bekal kubur.
-
- Perlengkapan menari.
Kini di era modern dengan perkembangan teknologi yang memudahkan perdagangan internasional, Indonesia menjadi salah satu negara pemasok perhiasan yang diminati banyak negara lainnya.
Mengutip dari Kementerian Luar Negeri RI, pada tahun 2023 Indonesia berhasil mengekspor komoditas ini dengan nilai sebanyak US$6,98 juta ke Uni Emirat Arab. Masih pada tahun yang sama, Indonesia berhasil menduduki peringkat 17 di dunia sebagai negara pengekspor.
Kamu mau menjadi salah satu produsen perhiasan yang bisa ekspor dan punya global buyer? Yuk gabung ke AeXI yang berada di bawah naungan ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia)! Perihal regulasi sampai mencari global buyer, akan dibantu semua. Jadi menjual produk apa pun sampai ke pasar dunia ini akan jadi jauh lebih mudah dengan AeXI!