Buah naga adalah salah satu buah tropis yang memiliki kandungan serat tinggi dan rendah kalori. Yuk, kenali lebih jauh soal tanaman unik ini dan cek potensi penjualannya di pasar dalam negeri!
Buah Naga dan Penjelasannya
Mengutip dari Steemit, tanaman ini masuk ke dalam tumbuhan tidak sempurna karena tidak memiliki daun. Anatomi itu terbentuk karena habitat aslinya yang berada di gurun. Mereka juga memiliki duri di sepanjang batang dan cabangnya.
Tumbuhan ini juga masuk ke dalam kategori tanaman rambat. Aslinya, mereka merambat di tumbuhan lain supaya bisa tumbuh. Jika akarnya dicabut, tanaman ini masih bisa bertahan hidup karena akarnya ada pada bagian batang. Karena itulah, buah naga masih bisa menyerap cadangan makanan lewat udara.
Tanaman ini memiliki akar yang bersifat epifit, atau menempel pada tanaman lain. Masuk dalam akar serabut yang ada pada pangkal batangnya dan tumbuh dalam media tanah, tiang, atau kayu.
Biasanya akar tanaman tersebut tumbuh dalam kedangkalan yang berkisar hanya sekitar 20–30 cm. Namun, sebelum menghasilkan buah, tumbuhan ini memanjangkan akarnya sampai kedalaman 50–60 cm.
4 Jenis Buah Naga
Terdapat empat jenis buah naga yang bisa kita temui, yakni:
-
- Hylocereus costaricensis
Jenis buah yang memiliki kulit berwarna merah dan dagingnya merah.
-
- Hylocereus undatus
Jenis buah yang kulitnya merah dan dagingnya putih.
-
- Hylocereus polyrhizus
Jenis buah dengan kulit merah dan daging berwarna merah keunguan.
-
- Selenicereus megalanthus
Jenis buah dengan kulit berwarna kuning dan daging putih.
Buah Naga untuk Kesehatan
Seperti sudah kami bahas di awal, buah ini memiliki kandungan serat yang tinggi serta rendah kalori. Bukan hanya itu, ia juga mengandung antioksidan.
Melansir dari Healthline, buah naga seberat 100 gram dapat mengandung nutrisi sebagai berikut:
-
- Protein: 0,36 gram
-
- Karobihdrat: 15 gram
-
- Kalori: 57 gram
-
- Lemak: 0,14 gram
-
- Serat: 3 gram
-
- Vitamin C: 5%
-
- Zat besi: 1%
-
- Magnesium: 2%
Lalu, buah ini juga memiliki beberapa jenis antioksidan, seperti betalains, hydroxycinnamates, dan flavonoid.
Ada data penelitian reaksi buah ini terhadap hewan yang setelah mengonsumsi tanaman tersebut bisa memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Kemungkinan besar karena kandungan serat dan antioksidannya. Varietas buah naga putih terbukti bisa mengurangi resistensi insulin dan pembentukan lemak pada hati tikus yang mengalami obesitas.
Di penelitian tersebut, tikus obesitas yang menjadi objek mengalami reaksi di atas akibat perubahan baik pada bakteri usus mereka. Kandungan itu juga bisa menumbuhkan hal yang sama di usus manusia dan meningkatkan metabolisme.
Buah Naga di Indonesia
Asalnya, buah ini adalah tanaman asli Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Serikat. Awalnya hanya dianggap sebagai kaktus biasa, lalu mulai dikonsumsi oleh suku Indian.
Disebut sebagai buah naga karena masyarakat Cina kuno meletakkan buah ini pada meja altar di antara dua ekor patung naga hijau, pada tradisi yang dipercaya akan membawa berkah. Kemudian berkembang pesat di Thailand dan Vietnam setelah dibawa Prancis di 1870.
Menurut Good News From Indonesia, tanaman ini masuk ke Indonesia sejak 1977 yang diimpor dari Thailand. Dibudidayakan pertama kali di Jawa Tengah oleh Joko Rainu Sigit yang memahami bahwa tumbuhan itu cocok untuk dikembangkan pada lokasi yang kritis air.
Walaupun secara geografis Indonesia bukan negara yang memiliki iklim kering dan gurun, buah ini masih bisa berkembang dengan kualitas yang baik. Bahkan bisa diekspor ke pasar mancanegara.
Seperti hasil budidaya buah ini di Banyuwangi yang bisa dikirim ke Asia dan Eropa di masa pandemi COVID-19. Program ini bahkan sudah dilakukan oleh 15 desa di provinsi Jawa Timur tersebut.
Apalagi di sana, hampir semua petani menanam buah ini. Dari kebun monokultur, tanaman sela, dan tumpang sari. Bahkan masyarakatnya juga memanfaatkannya sebagai tanaman pekarangan atau pagar. Perawatannya juga tidak sulit.
Republika menyebutkan, nilai ekspornya bisa menyentuh Rp1,8 miliar bersama dengan buah-buahan tropis lainnya. BPS merilis data yang menyebutkan terdapat ekspor buah-buahan selama semester awal 2020 yang tumbuh 23,21% dan bernilai US$4304 juta. Buah ini dianggap menjadi salah satu komoditas yang bagus untuk dikembangkan karena alasan gizinya tadi.
Wah, tanaman gurun ini ternyata bisa tumbuh dengan baik di dalam negeri dan menjadi salah satu buah andalan untuk diekspor! Apalagi nutrisinya juga tinggi sehingga cocok sekali untuk dikirim ke pasar global. Penyajiannya pun mudah, bisa diolah menjadi jus, smoothie bowl, atau dimakan langsung.
Kamu memiliki usaha produksi buah naga atau tanaman lain untuk diekspor? Segera bergabung ke UPI, bagian dari ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia) sekarang, yang akan mendampingi kamu untuk pendistribusian produk di pasar dalam negeri!