Scroll Top

Wortel, Komoditas Ekspor Bernilai Historikal 

Wortel adalah salah satu jenis sayuran yang mengandung nilai gizi tinggi. Bahkan disarankan untuk dikonsumsi anak dari usia dini. Bagaimanakah kondisinya sebagai komoditas ekspor di Indonesia? 

Mengenal Wortel Lebih Jauh 

wortel

Melansir dari Alamanac, wortel adalah tanaman khas musim dingin yang bisa ditanam pada musim semi. Bisa disajikan mentah atau matang. Rasanya manis, karena memiliki gula alami yang terkandung di dalamnya dan bisa berubah seiring dengan bertambahnya serat pada usianya. 

Tanaman ini memiliki nama latin Daucus carota dan masuk ke dalam jenis akar tunggang yang bisa dikonsumsi. Britanica mengatakan, jenisnya yang paling umum memiliki akar yang berbentuk bulat hingga panjang dengan ujung tumpul atau runcing. Warnanya bisa oranye, ungu, putih, atau kuning. 

Selain jenis yang bisa dikonsumsi, ada pula wortel liar dari Eurasia dan sudah didomestikasi di Asia Tengah sejak 1000 M. Hal ini didukung dengan adanya benih pada penggalian arkeologi yang menunjukkan bahwa tanaman ini sempat digunakan sebagai obat sebelum akhirnya akarnya dikonsumsi. Sayuran ini mulai dibudidaya di China dan Eropa Barat Laut di abad ke-13. Awalnya, wortel liar disebar tidak sengaja sebagai gulma di Amerika Serikat saat masa kolonialisme.  

Sedangkan wortel yang sudah didomestikasi dengan subspesies D.carota sativus, kini banyak ditanam di daerah beriklim sedang. Sambutannya semakin baik ketika sudah ditemukan ilmu mengenai karoten (provitamin A). Sayuran ini tumbuh baik di suhu sejuk hingga sedang dan tidak bisa tumbuh di musim panas pada daerah hangat.  

Kondisinya yang baik akan ditunjukkan dengan tekstur renyah serta kulit oranye cerah yang halus. Warna tersebut memberitahu bahwa sayuran ini mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi.  Biasanya, wortel mudah ditemui dalam sup, salad, semur, isian risol, bahkan jus. 

Mitos Tentang Wortel 

wortel

Sebagian orang mengatakan bahwa konsumsi wortel dapat membantu memperbaiki penglihatannya. Jika dibedah dari kacamata ilmiah, tidak semudah itu. Ada andil propaganda yang disebarkan ketika Perang Dunia II dalam rumor ini.

Melansir dari Kumparan, kekurangan vitamin A memang memberi dampak pada kebutaan. Namun, jika masalah penglihatan tersebut muncul karena faktor keturunan, diabetes, atau usia, wortel tidak bisa menjadi solusi semata. Kandungan yang ada hanya menjaga penglihatan normal supaya tidak terganggu.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa wortel berguna untuk memelihara penglihatan, tetapi tidak bisa memperbaiki pengllihatan yang sudah berkurang.  

Sebenarnya, mitos bahwa wortel mampu memperbaiki penglihatan beredar sejak Perang Dunia II sebagai bentuk propaganda Inggris. Mengutip dari Atlas Obscura, saat itu negara tersebut memiliki ketakutan atas rabun senja. Ketika berperang dengan Jerman, mereka berupaya menggagalkan rencana serangan yang menargetkan lampu kota.  

Sehingga terjadi pemadaman listrik selama 1939 sampai 1945. Otomatis, pencahayaan berkurang. Terjadilah angka kecelakaan yang tinggi. Di bulan pertama saja sudah terjadi 1.130 kematian di jalan raya.  Kemudian muncul pernyataan resmi dari Kementrian Pertanian Inggris di 22 Desember 1940 yang mendesak warga untuk mengonsumsi wortel. 

Namun, sebenarnya ada alasan lain kenapa perintah makan wortel ini dibuat. Saat perang terjadi, Inggris mengalami krisis pangan dan volume wortel begitu tinggi. Lalu lembaga pemerintah memuji wortel dengan khasiatnya untuk penglihatan sebagai kampanye yang mengajak warga untuk makan sayuran tersebut. 

Kampanye tersebut muncul di iklan yang disebar di radio dan gulungan film. Bahkan banyak poster yang ditempel di kota menyiratkan bahwa dengan konsumsi sayuran ini bisa menghindari kendaraan di jalanan yang gelap. Kementerian Pangan saat itu juga menyebarkan pamflet soal resep masakan yang berisi wortel dengan khasiat berlebihannya. 

Bukan itu saja, khasiat berlebihan soal wortel juga disebut bahkan bisa membantu mendeteksi serangan bom dari Jerman. Hal ini sudah menyebar hingga Amerika Serikat yang saat itu sedang menghadapi kemungkinan pemadaman listrik. Bahkan manfaat hiperbola tersebut sudah masuk ke dalam surat kabar besar seperti New York Times. 

Ekspor Wortel dari Indonesia 

wortel

Salah satu jenis sayuran ini kebetulan bisa tumbuh dengan baik di Indonesia. Terbukti di Agrofarm, hasil produksinya yang melimpah bisa memenuhi target kebutuhan dalam negeri. Seperti wortel Sumatra Utara yang sudah mulai diekspor rutin ke Malaysia di 2020. 

Bukan hanya jumlahnya saja yang tinggi, kualitasnya juga bisa bersaing dengan produk global karena sehat dan aman dari hama penyakit.  Total ekspor di 2020 sudah sebanyak 30 kali ke Malaysia, Timor Leste, dan Singapura dengan nilai Rp179 juta sebesar 12,2 ton.  Sedangkan Katadata menyebutkan bahwa wortel merupakan salah satu komoditas yang diekspor ke Filipina dengan volume 10.292.039 kilogram yang setara dengan US$14.171.041. 

Siapa sangka, salah satu komponen sayuran yang biasa kita temui di isian sayur sup ini bisa menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan dan memiliki nilai historikal yang menarik di baliknya. 

Kamu tertarik menjadi salah satu eksportirnya? Segeralah bergabung dengan AeXI, salah satu bisnis unit dalam naungan ExportHub.id yang mampu mendistribusikan apa pun komoditasmu langsung ke global buyer

wortel

Leave a comment