Scroll Top

Kerajaan Majapahit dan 4 Contoh Komoditasnya yang Masih Diekspor 

Pisang Sebagai Komoditas Ekspor Kerajaan Majapahit
Pisang Sebagai Komoditas Ekspor Kerajaan Majapahit. Sumber Foto: Freepik.com/@Freepik.

Kerajaan Majapahit bukan legenda. Bukan juga dongeng pengantar tidur. Inilah kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara dengan segala kebesarannya di darat, juga laut. 

Mengutip dari Detik.com, sepak terjang Kerajaan Majapahit bermula pada akhir abad ke-13, tepatnya sekira 1293 M. Ibu kotanya berada di Trowulan yang kini masuk ke administrasi Mojokerto, Jawa Timur. 

Bersumber dari Intisari.grid.id, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan agraris sekaligus maritim. Dua sektor tersebut terbilang tulang punggung perekonomian kerajaan ini. 

Kerajaan Majapahit pun menjelma menjadi kerajaan besar. Puncaknya, saat masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gadjah Mada.  

Di periode tersebut, kekuasaan Majapahit membentang hampir seluruh wilayah Nusantara sampai ke Semenanjung Malaya dan wilayah lain yang kini masuk zona Asia Tenggara. 

Lantaran kebesarannya, Kerajaan Majapahit pun terdengar sampai ke negeri-negeri seberang. Tidak mengherankan memang, sebab perdagangan laut menjadi salah satu sumber pemasukan besar bagi kerajaan itu. 

Nah, Eksporior, terkait itulah artikel ini ditulis dengan maksud melihat kembali komoditas-komoditas apa saja yang dijual Kerajaan Majapahit di masa lampau. 

Dua Sungai Membawa Berkah 

Adalah Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo yang menjadi jantung kehidupan masyarakat semasa Kerajaan Majapahit.  

Sumber air yang tiada henti-hentinya dari dua sungai tersebut membuat tanah-tanah di wilayah kekuasaan Majapahit menjadi subur. Hasilnya, sektor pertanian berkembang pesat, sehingga produksi lebihnya yang kemudian diekspor. 

Bagi Kerajaan Majapahit, ekspor bukan menjadi angan-angan karena mereka pun memiliki pelabuhan atau bandar-bandar dagang di pantai utara Jawa yang menjadi pintu untuk komoditas mengglobal, juga berinteraksi dengan budaya bangsa lain. 

Komoditas Ekspor 

Tersebab suburnya tanah dan suksesnya pertanian, maka produksi Kerajaan Majapahit melimpah.Produksi pertanian yang kemudian hasilnya diekspor pun ada banyak. Misalnya, beras, buah-buahan, palawija, rempah, dan sayuran. 

Tidak hanya hasil pertanian, Kerajaan Majapahit juga punya komoditas lain untuk diekspor. Produk-produk yang dimaksud, seperti lada, intan, besi, cengkeh, kapas, pala, kayu cendana, timah, ikan, dan gading. 

Tidak berhenti sampai di situ, melansir Okezone.com, Majapahit juga mengekspor garam, merica, kemukus, kayu adas, damar, kayu gaharu, gula tebu, kapur barus, pinang, pisang, tikar pandan, kain tenun, kain sutra, dan kulit penyu.  

Binatang yang juga diekspor adalah burung merak, burung merpati, burung tekukur, dan burung nuri. 

Sebagaimana yang disinggung sebelumnya, seluruh komoditas tersebut dapat diekspor karena Kerajaan Majapahit juga punya banyak pelabuhan atau bandar dagang.  

Pelabuhan tersebut tersebar di Tuban, Surabaya, Hajung Galuh, Gresik, Banten, Cirebon, dan Jepara.  

Lantaran aktivitas laut dan kejayaan yang dimilikinya, Kerajaan Majapahit tersohor dan berhasil menjalin hubungan dagang yang baik dengan kerajaan-kerajaan dari Kamboja, Siam, Tiongkok, dan Champa.  

Contoh Komoditas yang Masih Diekspor di Masa Kini 

Dari banyaknya komoditas yang diekspor Kerajaan Majapahit, sesungguhnya masih ada beberapa produk yang berpeluang juga untuk dibawa ke pasar global. Antara lain: 

Pinang 

Tidak hanya di era Kerajaan Majapahit, saat ini pun pinang masih digemari di pasar global. Hal tersebut dibuktikan dengan status Indonesia yang menduduki posisi nomor wahid sebagai penyuplai pinang di pasar global, yakni mencapai 35%. 

Kementerian Perdagangan RI mendata pasar pinang terbesar ada di Arab Saudi, India, Vietnam, dan Bangladesh. Selain negara-negara tersebut, pinang Indonesia juga tembus ke Iran, Tiongkok, dan Malaysia. 

Ekspor produk pinang pun menjanjikan. Dari Januari-Mei 2024, misalnya, tercatat mencapai USD49,1 juta. Sepanjang tahun sebelumnya, ekspor pinang Indonesia tembus USD127,39 juta. 

Kayu Gaharu 

Komoditas ini pun bertahan ratusan tahun dan tetap menjadi komoditas ekspor Indonesia. Kayu gaharu, seperti dilansir dari RRI.co.id, pada 2023 memberikan peluang ekspor yang menjanjikan untuk Kalimantan Tengah. Diberitakan, potensinya mencapai Rp200 miliar. 

Pisang 

Buah yang satu ini menjadi komoditas yang diekspor di era Majapahit dan Indonesia. Seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com, pisang Indonesia ternyata tembus ke banyak negara. 

Sebagai contoh, pada 2022 ekspor pisang mencapai USD8,7 juta atau naik 42,81% jika dibandingkan dengan ekspor pisang pada 2021. Adapun negara tujuan ekspornya, yaitu: Malaysia, Tiongkok, dan Singapura. 

Perikanan 

Indonesia memang negeri bahari yang kaya lautnya. Sejak zaman Kerajaan Majapahit hingga kini, hasil laut masih menjadi komoditas yang banyak diekspor.  

CNBCIndoneisa.com memberitakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mencatat pada Januari sampai September 2023, ekspor produk perikanan Indonesia nilainya tembus USD4,1 miliar. 

Jika dirupiahkan dengan kurs Rp15.700 per USD, nilai tersebut setara Rp64,3 triliun. Capaian tersebut dikatakan 53% dari target yang sudah ditetapkan, yaitu USD7,6 miliar. 

Nah, Eksporior, menarik ‘kan bisa tahu bagaimana hebatnya Kerajaan Majapahit di masa lalu dengan komoditas ekspornya? Memang tidak banyak yang mengira ternyata nenek moyang kita selain pelaut, juga eksportir! 

Oleh karena itu, yuk, kita ikuti jejak nenek moyang kita sebagai eksportir. Soal produknya? Ada baiknya kita tidak menyerah karena negeri kita punya banyak potensi yang bisa diekspor, beberapa di antaranya bahkan sudah disebutkan di artikel ini. 

Akan tetapi, kalau kamu ada produk, tapi tidak tahu bagaimana caranya memulai ekspor, maka kamu bisa menghubungi AeXI (bagian dari ekosistem ExportHub.id, milik PT Usaha Dagang Indonesia). Dengan AeXI, komoditas atau produk kamu bisa dibantu untuk menembus pasar global! 

Daftar hari ini dengan klik gambar di bawah! 

Related Posts

Leave a comment