Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Ma’ruf Amin, mengatakan salah satu tujuan pembangunan pertanian pemerintah ialah peningkatan ekspor. Ia meyakini peningkatan ekspor akan terjadi lantaran stok beras dalam negeri melimpah dan berpotensi untuk ekspor. Terlebih permintaan dari mancanegara cukup tinggi.
“Produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir pun sangat menjanjikan. Bahkan, hingga pekan ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,60 juta ton,” urai Ma’ruf Amin, medio September 2021 lalu, pada Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021 di Istana Wakil Presiden, Jakarta.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mempertegas pernyataan Wapres RI. Ia menyatakan bahwa pasar luar negeri meminati beras lokal, khususnya beras organik, dengan jaminan harga yang cukup baik.
“Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian yang terhimpun berdasarkan pelabuhan ekspor, permintaan beras di luar negeri cukup besar,” jelas Kuntoro.
Ia menyebutkan setidaknya sejak 2017, Indonesia mengekspor sebanyak 2.100 ton ke lima negara: Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, Belgia, dan Bangladesh. Bahkan ekspor beras Indonesia sempat mencapai total 1.400 ton pada 2018 ke 14 negara, antara lain Vietnam, Jepang, dan Cina.
Kuntoro menambahkan bahwa permintaan untuk beras dalam kategori premium atau kebutuhan khusus seperti beras organik ini masih terbuka lebar. Pasalnya, selera pasar luar negeri dari kebutuhan beras organik dan horeka asal Asia cukup bagus. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, volume ekspor beras pada tahun 2020 mencapai 230,2 ton dan sebesar 341,1 ton di 2019.
Catatan Membanggakan Ekspor Beras Dalam Negeri
Pada Agustus tahun ini, merujuk dari data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor beras mencapai US$957 ribu, naik 21 persen dari Juli yang sebesar US$755 ribu.
Sementara itu, volume ekspor beras pada bulan Agustus seberat 1,1 juta kg. Catatan ini turun 14 persen dari bulan sebelumnya yang seberat 1,28 juta kg. BPS juga mencatat nilai ekspor beras periode Januari-Agustus tahun ini mencapai US$2,07 juta, melonjak 51 persen dari periode Januari-Desember 2020 yang hanya US$1,01 juta.
Peningkatan juga terjadi pada volume ekspor beras dalam delapan bulan pertama tahun ini. Volume tersebut meningkat 85 persen menjadi 2,5 juta kg dibandingkan sepanjang tahun 2020 yang hanya 366 ribu kg.
Seiring dengan peningkatan tersebut, Wapres RI yakin pemerintah mampu menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia. Terdapat 11 komoditas utama pangan, yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.
Mari bersama kita ciptakan simfoni dari sebuah orkestra ekspor bagi UKM/IKM/pelaku usaha/petani Indonesia berbasis digital untuk memenangkan persaingan pasar global.
Selamat Hari Pangan Sedunia, mari kita buat pangan Indonesia berdaulat dan sejahtera. [*] AS/ExportHub.id