Scroll Top

Ketupat: Media Penyebaran Agama Lewat Perut 

Ketupat adalah salah satu makanan yang sering hadir di meja makan dalam hari raya, khususnya lebaran. Sebab, lebih dari sekadar panganan, hal ini sudah bisa dikatakan menjadi simbol yang punya makna soal perayaan. 

Dari Mana Ketupat Berasal? 

ketupat

Melansir dari laman Detik, makanan ini sudah ada sejak abad ke-16 di masa Kesultanan Demak. Hal ini menjadi sarana dalam penyebaran agama Islam, khususnya di Pulau Jawa yang saat itu erat dengan Walisongo, yaitu Sunan Kalijaga. 

Saat itu, kuliner ini disajikan saat Lebaran Ketupat yang dirayakan dengan selamatan, yang kini masih dilakukan sebagai cara bersyukur kepada Tuhan dan menjalin kembali silaturahmi setelah Idul Fitri. 

Sementara itu, mengutip dari laman CNBC Indonesia, ketupat punya arti “laku papat” sebagai simbol dari sisinya yang ada empat. Maksudnya adalah Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. 

Hal itu bisa diuraikan sebagai berikut: 

  1. Lebar merupakan hal yang sudah selesai yang diambil dari kata lebar. Yang dimaksud adalah sudah usai melakukan ibadah puasa. 

  1. Luberan adalah simbol dari sedekah yang merupakan simbol dari melakukan sedekah harus ikhlas seperti air yang meluber. 

  1. Lebur yang dimaksud adalah hilang atau leburnya dosa di kala saling memaafkan di hari lebaran. 

  1. Labur sendiri  asalnya dari kata kabur yakni kapur putih. Yakni, seseorang bisa menjadi kembali “putih” setelah beribadah di bulan Ramadhan. 

Ada alasannya juga kenapa makanan ini menggunakan janur sebagai pembungkusnya. Mengutip dari laman CNN Indonesia, jatining nur bisa diartikan cahaya nurani sebagai simbol manusia yang menahan nafsu dengan mengikuti kata hatinya. 

Dulunya, ketupat sering digantung di tanduk kerbau yang menjadi simbol atas rasa terimakasih dari panen yang didapatkan. Kala itu, makanan ini dirayakan dalam momen Lebaran Ketupat di bulan Syawal sebagai selebrasi umat Muslim yang sudah menyelesaikan ibadahnya selama sebulan penuh di Ramadhan. Makanan ini kemudian punya beragam nama dan perayaan yang sedikit berbeda, tergantung daerah asalnya. 

Ketupat juga bukan hanya tersedia di Indonesia saja. Menurut laman Tempo, di beberapa negara Asia Tenggara lain seperti Brunei, Singapura, dan Malaysia juga memiliki kuliner serupa dengan sajian pendamping populer setempat. 

Mitos Soal Ketupat 

ketupat

Sebagai salah satu simbol tradisi, tidak heran jika salah satu makanan khas lebaran ini punya beragam mitos.  Ini adalah beberapa yang sudah dirangkum dalam laman Warta Bromo: 

  1. Ketupat Sebaiknya Tidak Diisi Penuh 

Ada larangan dalam mengisinya, tidak boleh penuh. Ada kepercayaan yang mengatakan bahwa ini bisa menyebabkan nyeri perut bahkan keracunan. 

  1. Bentuknya Harus Segi Enam 

Ini berasal dari adanya kepercayaan bahwa segi enam melambangkan persatuan dan keharmonisan. Makanya ketupat dengan bentuk ini dipercaya membawa kebahagiaan dan keberuntungan. 

  1. Wajib Dimasak dengan Air yang Banyak 

Mitos yang satu ini memiliki arti bahwa ketika matang hasilnya akan lebih empuk dan lebih mudah dicerna. Padahal ini bisa berbeda tergantung cara memasak dan jenis bahan yang digunakan. 

Nutrisi dalam Ketupat 

ketupat

Menurut info dari laman Klinik Pintar, ketupat yang seberat 100 gram punya kadar kalori 119 kkal. Proteinnya sendiri sebesar 1,4 gram dan karbohidrat 27 gram. Jika dibandingkan dengan nasi, jumlah kalori yang terkandung masih lebih rendah karena kandungan airnya yang lebih banyak. 

Makan makanan ini tidak berbahaya jika dalam takaran yang pas. Menurut laman Sajian Sedap, malah sebaiknya jangan disajikan dengan beberapa sajian pendamping berikut: 

  1. Jeroan dengan Santan 

Sepertinya sudah banyak yang tahu bahwa jeroan ini tidak sehat untuk tubuh. Apalagi jika dimasak bersama santan, bahayanya bisa menjadi dua kali lipat. Kandungan kolesterolnya bisa menyebabkan penyakit jantung sampai stroke. 

  1. Sambal Goreng Kentang 

Ini juga merupakan makanan yang sering kita temui untuk dijadikan pendamping ketupat ketika hari raya. Rasa pedas gurih dari sambal goreng kentang ini begitu lezat jika dijadikan lauk makan ketupat. 

Namun sayangnya, keduanya ini merupakan sumber karbohidrat, bahkan kandungan indeks glikemik yang ada dalam kentang cukup tinggi. Hal ini bisa meningkatkan kadar gula darah. Jika keduanya sering dimakan dalam waktu lama, dapat menaikkan risiko diabetes tipe dua. 

Biar begitu, dimakan sekali dalam setahun sebenarnya tidak begitu masalah. Lagi-lagi, harus ingat dengan jumlah konsumsi dan ditambah dengan makanan sehat lainnya seperti buah dan sayur yang kaya serat serta vitamin. Hal ini untuk mengimbangi makanan kurang sehat tadi. 

Ketupat Sebagai Ide Bisnis 

ketupat

Dengan melihat eratnya kaitan budaya dan antusiasme warga lokal dengan ketupat, sebenarnya ini bisa dijadikan ide bisnis yang menarik. Atau bahkan menjadi kesibukan musiman juga dapat memberikan untung. 

Salah satu pedagang musiman yang diwawancara dalam laman Liputan 6 mengatakan bahwa ia bisa mendapat Rp500.000 dalam sekali penjualan.  Kalau kamu tertarik, yang perlu diingat dalam setiap bisnis adalah penjualan yang harus bisa sampai pada target market. Hal ini bisa dilakukan dengan menggandeng pihak lain yang sudah punya pengalaman. 

Penjualan ketupat, pembungkusnya, atau hal lain secara besar bisa kamu serahkan pada AeXI Lokal di bawah ExportHub.id yang sudah biasa menjembatani penjual dengan pembeli secara tepat. Sehingga laba sudah pasti bisa didapat dengan lebih mudah. 

Klik gambar di bawah untuk segera bergabung! 

Leave a comment