Livestream kini banyak digunakan sebagai metode penjualan daring yang baru. Bahkan menciptakan jenis pekerjaan baru juga, misalnya host. Tapi karena hal ini masih agak asing, ada anggapan yang samar mengenai jenis online shopping ini. Seperti salah satunya harus viral.
Apa itu Host Livestream
Sebelum mengulas alasan apakah host harus selalu viral, lebih baik kita mengulik dulu definisi soal pekerjaan ini. Melansir dari laman Glints, orang yang berkarier dalam hal ini bertugas untuk menjelaskan produk dengan detail dan menarik, agar yang menonton tertarik untuk membeli.
Berikut ini adalah contoh beberapa tanggung jawab dari host penjualan tersebut:
-
- Mempersiapkan hal yang diperlukan selama berlangsungnya siaran langsung tersebut, misalnya pencahayaan dan memastikan koneksi internet lancar.
-
- Mengemas dengan lebih menarik.
-
- Mempelajari platform yang digunakan.
Biasanya kualifikasi untuk pekerjaan diharuskan dalam beberapa hal, misalnya:
-
- Tidak perlu spesifikasi lulusan tertentu.
-
- Punya kemampuan komunikasi yang baik.
-
- Ramah dan komunikatif.
-
- Mampu berorientasi pada target.
-
- Memiliki penampilan rapi dan menarik.
-
- Punya kreativitas.
-
- Lebih disarankan memiliki pengalaman sebagai pembawa acara atau sejenisnya.
Dengan kualifikasi seperti itu, rasanya pekerjaan ini bukan hal sulit untuk dilakukan. Tidak menutup kemungkinan semua orang bisa berkarier dalam bidang ini. Tapi ada beberapa stigma yang beredar untuk menjadi seorang host penjualan, seperti salah satunya pernah atau malah dituntut harus viral.
Memang, viral bisa menjadi nilai plus karena dipastikan awareness sudah dimiliki oleh host tersebut sehingga kemungkinan selama siaran berlangsung akan lebih banyak ditonton. Tapi hal itu bukan semata modal awal untuk sukses dalam berjualan di metode ini.
5 Tips Berjualan Livestream
Viral ini memang bukan satu-satunya hal yang bisa menunjang suksesnya keberhasilan berjualan dengan cara ini. Ada beberapa penunjang lain yang membantu penjualan dengan live. Berikut ini adalah beberapa contohnya melansir dari Brilio:
-
- Sorot keunggulan produk yang akan dijual.
-
- Berpenampilan rapi dan menarik.
-
- Menyiapkan cue card untuk membantu.
-
- Memasang judul yang menarik perhatian.
-
- Menjalin interaksi dengan pembeli.
Pentingnya Menjual Livestream
Dengan segala pembahasan di atas, sebenarnya seberapa urgensinya menggunakan penjualan dengan cara ini? Apakah sepenting itu?
Dari laman Ginee, berikut ini beberapa alasan penting perlunya menggunakan metode ini untuk penjualan:
-
- Memasarkan produk lebih mudah.
-
- Menjaga hubungan dengan calon pembeli selama live berlangsung.
-
- Membantu closing penjualan.
-
- Meningkatkan kepercayaan.
-
- Bisa menjangkau calon pembeli.
-
- Menaikan engagement dalam media sosial.
Apalagi social media kini bukan hanya digunakan sebagai wadah penyaluran ekspresi dan hobi saja. Banyak brand yang mulai menyadari pentingnya menggunakan hal ini untuk keuntungan perusahaan, bahkan juga tidak sedikit yang tidak punya toko fisik dan hanya mengandalkan penjualan lewat media sosial. Juga penambahan fitur untuk penjualan yang rasanya sayang jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
7 Hal yang Harus Dihindari Selama Livestream
Untuk bisa melakukan penjualan live secara lebih maksimal, ada beberapa hal yang terkadang kurang diketahui oleh penjual atau host yang terlibat. Menurut laman Narasi, ini dia macam-macam hal yang tidak boleh dilakukan selama hal tersebut berlangsung, terutama TikTok Shop:
-
- Jangan menampilkan wajah lebih dari satu menit.
-
- Berbicara kasar.
-
- Berjualan barang yang dilarang seperti benda tajam, senjata, benda berbahaya lain, binatang, dan sejenisnya.
-
- Kurang menjelaskan produk dengan detail.
-
- Menyebut brand produk.
-
- Melibatkan anak di bawah umur.
-
- Menyebutkan marketplace lainnya.
Selain itu, kamu juga harus tahu apa saja konten penjualan apa saja yang dilarang. Sebab, jika ini dilanggar, akunmu bisa saja terkena banned sehingga tidak bisa berjualan lagi.
-
- Konten yang mengandung kebencian.
-
- Pornografi.
-
- Kekerasan.
-
- Mengandung sesuatu yang menyeramkan.
-
- Pembunuhan.
-
- Asusila, terutama pada anak di bawah umur.
-
- Pemerasan atau penculikan.
-
- Perdagangan organ atau manusia.
-
- Narkotika.
-
- Kejahatan dunia maya.
-
- Menyakiti diri.
Selain itu, jika melihat dari laman Seller Shopee, ada beberapa pelanggaran yang yang dibagi berdasarkan tingkatannya dari tingkatan rendah, sedang, hingga berat dengan beragam penalti yang berbeda juga.
Ini adalah beberapa contohnya:
-
- Pelanggaran Rendah
Ada beberapa jenis yang termasuk pelanggaran rendah dalam penjualan yang melanggar aturan marketplace ini. Misalnya kualitas penyiaran, suara, atau menggunakan clickbait yang menipu. Sanksinya berupa pemberian peringatan di halaman penjualan live.
-
- Pelanggaran Sedang
Ini dia tingkatan kedua pelanggaran kedua dengan salah satu contoh tipe pelanggaran kegiatan yang ilegal. Misalnya dengan menunjukkan data pribadi orang lain, penggiringan massa secara masif, berkendara selama berjualan, atau menampilkan logo yang dilarang. Sanksinya bisa berupa peringatan yang akan berubah menjadi pemberhentian streaming jika tidak ada perubahan.
-
- Pelanggaran Berat
Jenis ini adalah pelanggaran paling atas yang bisa mendapatkan sanksi kehilangan akses yang temporer bahkan permanen. Beberapa contoh pelanggarannya seperti bunuh diri atau penyiksaan diri sendiri, tindakan kriminal, judi, dan konten porno.
Para penjual yang menggunakan platform tersebut untuk berjualan mau tidak mau harus taat pada aturan yang sudah ditetapkan jika ingin terus menjual produk secara live. Kalau mau lebih mudah, silakan serahkan langsung pada Bencuan yang di bawah naungan ExportHub.id (milik PT Usaha Dagang Indonesia) yang piawai dalam ekspor. Tapi bisnis unit ini ahli dalam social media marketing dengan sudah banyak menangani banyak brand!