Scroll Top

Ekspor Produk Halal: Aspirasi Indonesia Rebut Pasar Global

Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terus menggenjot ekspor produk halal Indonesia ke dunia. Penyebabnnya, industri halal telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di negara-negara dunia. Karenanya, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berpotensi besar menjadi pemain kunci industri halal global. Lebih lanjut, Indonesia menargetkan menjadi pusat industri halal dunia pada 2024. 

Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Lukmanul Hakim, mengajak para pemangku kepentingan untuk bergandengan demi mencapai cita-cita Presiden dan Wakil Presiden. Hal itu ia sampaikan saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Series Global Halal Hub di Kantor Sekretaris Wakil Presiden, Kamis (18/11). 

Oleh karena itu, perlu ekosistem terintegrasi yang meliputi suprastruktur, infrastruktur, dan model bisnis yang mengakselerasi industri halal dan produk halal. “Ekosistem terintegrasi sangat penting untuk mewujudkan industri halal Indonesia yang berdaya saing, efisien, dan mampu menjadi pemimpin pasar di dunia,” tegas pria yang sempat menjabat sebagai Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia dan Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat ini. 

Saat ini, pemerintah sedang fokus membangun infrastruktur kawasan industri halal (KIH) dan pendukungnya, termasuk logistik halal, transportasi, hingga pelabuhan halal. 

Pengembangan Industri Halal untuk Genjot Kinerja Ekspor

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mendukung Keinginan Lukmanul. Mengembangkan industri halal merupakan salah satu prioritas untuk meningkatkan ekspor karena saat ini negara-negara lainlah yang menguasai sektor industri halal dunia. Faktanya, Indonesia berpotensi besar, terlebih dengan 87,2 persen dari populasi penduduk Indonesia yang merupakan muslim. 

Menurut catatannya, India, Amerika, dan Brazil menguasai sektor makanan halal. Untuk sektor farmasi dan kosmetik, Indonesia berada di bawah Singapura. Bahkan, Inggris dan Nigeria menunjukkan performa yang signifikan dalam pengembangan industri halal. “Kompetisi pasar industri halal sangat sengit. Sangat diminati bukan hanya negara muslim, tapi juga nonmuslim,” paparnya. 

Selanjutnya, ia berkomitmen untuk mengembangkan UMKM agar menangkap potensi pasar produk halal dunia yang sangat menjanjikan. Hal ini terlihat dari laporan State of Global Islamic Economic Report 2020-2021. Tercatat bahwa tingkat konsumsi muslim dunia mencapai US$2,02 triliun: terserap di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan dan media/rekreasi halal. 

Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia 

Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia 
Sumber: Pixabay/stux

Indonesia menunjukkan tren positif ekspor produk halal ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada periode Januari – Juli 2020. Menurut laporan Kementerian Perdagangan (2020), nilai ekspor di kategori makanan mencatatkan US$456,16 juta. Kategori kosmetik mencatatkan US$30,32 juta, dan obat-obatan mencapai US$31,31 juta.

Ekspor periode Januari-Juli 2020 untuk makanan dan obat-obatan meningkat 11,37 persen dan 12,33 persen dari periode yang sama pada 2019.  

Tujuan ekspor produk halal ke negara-negara OKI dominasi Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Uni Emirat Arab, Yordania, Yaman, dan Afghanistan.  

“Saat ini perkiraan nilai ekspor Indonesia untuk produk halal mencapai US$6 miliar atau setara dengan peringkat 21 dunia. Sedangkan untuk ekspor fashion muslim sebesar US$4,1 miliar atau setara 13 besar dunia,” sebut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.  

Ia mengungkapkan bahwa Indonesia tengah gencar mempromosikan produk halal dengan menyediakan platform khusus guna mendorong nilai ekspor produk halal Indonesia. 

Alhasil, dengan tren yang kian menanjak, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi pusat industri halal dunia pada 2024. Siap memujudkan Indonesia berjaya di industri halal? Mari gabung bersama orkestra ExportHub.id untuk meraih cita-cita bangsa.[*] AS/ExportHub.id 

Leave a comment