Scroll Top

Karet Indonesia, Komoditas yang Punya Peluang Besar di Pasar Global

Karet yang dikenal karena kualitas elastinya merupakan sebuah komoditi yang banyak digunakan pada produk-produk industri serta sampai pada peralatan rumah tangga di seluruh dunia. Ada dua jenis yang banyak dikenal secara umum, yaitu jenis alam yang dibuat dari getah (lateks) pohonnya langsung dan sintetis yang berasal dari minyak mentah. Beruntungnya Indonesia merupakan salah satu produsen dan juga eksportir terbesar di dunia.

Karet Indonesia yang mengandung polimer hidrokarbon pada getahnya ini berasal dari beberapa jenis tumbuhan. Para (Hevea Brasiliensis) menjadi salah satu sumber utama dari getah yang akan diproduksi untuk dijual ke pasar global. Sebenarnya, ada beberapa pohon yang getahnya juga bisa digunakan, hanya saja memiliki sedikit perbedaan sifat dari yang seharusnya. Seperti pohon dari suku ara-araan, sawo-sawoan dan lain sebagainnya.

Syarat untuk Budidaya Pertumbuhan Karet

Menurut disbun.jabarprov.go.id, komoditas perkebunan yang menjadi andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara Indonesia ini memerlukan suhu udara disekitar 240C – 280C dengan curah hujan 1.500 – 2.000 mm pertahun yang membasahi bumi. Ketika dua hal itu sudah didapatkan, maka tidak boleh ketinggalan dengan sinar matahari di antara keduanya untuk menyinari kebun karet selama 5-7 jam perhari. Daerah sekitar juga harus memiliki kelembaban tinggi dengan kondisi tanah yang subur, bisa meneruskan air dan tidak berpadas. PH tanah juga harus berada di sekitar angka 5 – 6 dengan batas toleransi di angka 3 – 8. Tinggi lahan berada pada angka 200 m dpl.

Karakteristik Tanaman Karet

Kondisi Grafis

Tanaman yang berasal dari daerah tropis ini adalah tanaman yang cocok untuk dibudidayakan pada daerah di sekitar 15 bujur lintang selatan. Di luar dari daerah tersebut, spesies Hevea Brasiliensis ini tetap bisa tumbuh, namun akan ada beberapa hambatan dan bisa menjadi salah satu dari penyebab kerugian saat melakukan budidaya. Bentuk hambatannya adalah lambatnya pertumbuhan hingga mampu mempengaruhi proses produksinya.

Perlu diketahui bahwa luas areal untuk perkebunan karet mencapai angka 2,3 hingga 3 juta hektar di Indonesia, merupakan lahan karet terbesar dan terluas di dunia. Perkebunan dalam skala besar dimiliki oleh Negara dan perusahaan swasta. Sedangkan perkebunan rakyat, umumnya berada dalam skala kecil.

Waktu

Setelah mengetahui kondisi grafis yang cocok untuk ditumbuhi oleh tanaman dengan spesies Hevea Brasiliensis, ada baiknya untuk kita mengetahui waktu idealnya. Saat musim penghujan datang, waktu akan berubah menjadi sedikit keemasan bagi kalian yang ingin membudidayakannya. Kenapa? Sebab, pada musim inilah intensitas penyiraman bisa kalian kurangi. Jangan lupa juga untuk memeriksakan bibitnya dan proses lainnya. Seperti:

  • Bibit sudah mempunyai payung daun teratai yang tua
  • Bibit sudah berada pada bagian tengah lubang tanam dan tertimbun dengan tanah
  • Lakukanlah pemeriksaan setiap satu sampai dua minggu sekali
  • Gantilah bibit yang mati untuk mempertahankan populasi tanamannya.
  • Lakukan penyulaman agar bisa mengganti bibit yang tidak tumbuh dengan baik pada media tanam.

Panen

Mengetahui kondisi grafis? Sudah! Mengetahui waktu tanam yang baik juga sudah. Maka sekaranglah waktunya untuk kita melakukan panen! Bagaimana ya cara panennya? Jadi, getah atau lateks yang kita incar bisa didapatkan dengan cara melukai kulit batangnya untuk bisa mengeluarkan cairan getah dan kemudian ditampung dengan media tampung yang sudah disediakan. Lateks akan berhenti keluar saat isi selnya sudah habis dan lukanya tertutup oleh getah yang membeku.

Memiliki Peluang Ekspor

Kementerian Perindustrian mencata jika total keseluruhan dari produksi karet alam mencapai 3 juta ton per tahun. Namun Industri terkait hanya menyerap sekitar 550 ribu ton pertahunnya. Jumlah tersebut terdiri dari 55% untuk penggunaan pada industri ban, 17% pada industri sarung tangan dan benang karet, 1% berguna sebagai alas kaki dan 9% sisanya untuk digunakan pada produk karet lainnya.

Getah atau lateks dari pohon karet ini merupakan bahan olah karet utama yang produknya bisa jadi peluang ekspor di beberapa negara, lho! Meski sempat mengalami penurunan harga di tahun 2020, namun harga karet mencapai nilai US$ 7,533 miliar untuk periode Januari – Agustus 2021. Namun, produk dari tumbuhan ini hanya bisa diproduksi untuk dijadikan sebagai kebutuhan industri atau non-distributor. Bahan utamanya sangat bermanfaat untuk digunakan pada alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. Salah satu benda yang sangat membutuhkan bahan utama ini adalah untuk pembuatan ban.

Karet dan Turunannya Jadi Peluang yang Bagus Untuk Pasar Global, Lho!

Adapun produk lainnya yang bisa digunakan adalah:

  • Kayu
  • Getah/Lateks
  • Lateks pekat yang diolah menjadi:
  • Ban
  • Benang karet
  • Alas kaki
  • Pakaian

Oh, iya, kalian jangan sampai lupa juga untuk memeriksakan produknya terlebih dahulu sebelum diekspor. Apakah produknya itu termasuk ke dalam salah satu jenis yang dilarang atau dibatasi untuk dipasarkan ke luar negeri. Atau kata lainnya itu lartas atau tidak? Barulah setelah itu kalian bisa menjualnya ke luar Indonesia. jadi tidak perlu lagi khawatir jika produk kalian ditolak saat akan dikirim ke luar negeri.

Baca juga: 6 Manfaat Tomat yang Merupakan Buah dan Juga Sayur untuk Kesehatan

Kawasan Asia-Pasifik memiliki minat yang kuat pada karet alam dan menjadi penggerak utama untuk tren pasar karet global, kemudian selanjutnya dipimpin oleh China yang mana perkiraan konsumsinya hampir mencapai 40 persen dari total konsumsi dunia pada tahun 2021 ini.  Industri manufaktur ban menjadi industri yang banyak menggunakan karet. Adapun untuk daftar negara tujuan ekspor lain di tahun 2021 terdiri dari:

  • Italy
  • China
  • Belgia
  • Belanda
  • Prancis
  • USA
  • Jepang
  • Brazil
  • Kanada
  • Korea Selatan
  • Swiss

Baca juga: Keuntungan dari Kacang Kedelai ini Penting untuk Kamu Ketahui!

Kesebelas Negara tersebut adalah daftar negara yang menjadi tujuan Indonesia untuk melakukan kegiatan ekspor pada produk dan turunannya dari komoditas perkebunan andalan ke-2 setelah komoditas kelapa sawit. Dengan besarnya lahan yang tersedia, dan banyaknya permintaan untuk penjualan keluar daerah pabeanan, akan sangat bagus jika kita bisa memanfaatkan hal-hal tersebut dengan sebaik-baiknya, bukan? Selain karena peluangnya yang cukup untuk dikatakan besar, pemasukan keungan yang akan ikut bertambah juga akan membantu kenaikan devisa negara yang berpengaruh pada kestabilan ekonomi di dalam negeri.

Berkomitmen memberikan solusi satu atap untuk akselerasi UKM Indonesia menembus pasar internasional

Global Gold Supplier
ATT Group sebagai partner dari Alibaba.com hadir untuk menjalin kolaborasi dengan UKM yang ingin menjual produknya ke pasar global melalui platform digital. Kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi satu atap yang menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi UKM Indonesia. Tunggu apa lagi? Klik gambar di atas untuk bergabung bersama kami!

Leave a comment