Scroll Top

Petani, Pahlawan Ketahanan Perekonomian Negeri

Petani dapat disebut sebagai pelaku utama dalam lapangan yang berdampak pada ketahanan nasional. Menurut Bung Karno, petani berperan sebagai penjaga tatanan negara Indonesia. Peran petani tidak lepas dari pembangunan pertanian.

Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. 

Peran petani dalam membangun perekonomian negeri di sektor pertanian membuahkan hasil manis. Berdasarkan laporan Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia, ekonomi Indonesia pada kuartal 1 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari sisi lapangan usaha, 64,13 persen ekonomi Indonesia berasal dari sektor pertanian, industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Dari kelima sektor tersebut, hanya sektor pertanian yang masih mengalami laju pertumbuhan positif sebesar 2,15 persen (yoy). 

Di atas kertas, sektor pertanian tetap tangguh selama pandemi Covid-19 dengan kontribusi nilai ekspor mencapai US$0,4 miliar atau 3 persen dari total ekspor Indonesia. Ekspor sektor pertanian mengalami kenaikan signifikan dengan kenaikan 16,2% (yoy) dan 20,8 persen (mtm). 

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian masih kerap terjadi kontraksi. Permasalahannya berada pada penurunan produksi pertanian karena kurangnya lahan pertanian yang produktif akibat perluasan lahan permukiman penduduk serta lahan industri. Dengan adanya kendala ini, generasi muda pun dapat turut mendorong penyerapan teknologi dan informasi ini sebagai agen perubahan bersinergi membangun dan membantu petani Indonesia.  

Selain itu, diversifikasi pertanian adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini. Saat ini, hampir semua daerah di Indonesia mulai menggalakkan program diversifikasi pertanian ini, guna meningkatkan produksi pertanian.

Diversifikasi pertanian adalah suatu usaha  penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu pertanian. Tujuan pelaksanaan diversifikasi pertanian adalah untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri serta meningkatkan pendapatan petani itu sendiri. 

Manfaat Diversifikasi Pertanian untuk Petani

Manfaat Diversifikasi Pertanian untuk Petani
Zoe Schaeffer/Unsplash

1. Meningkatkan Pendapatan 

Dengan diversifikasi pertanian, petani dapat meningkatkan penghasilan dan kualitas hidup yang lebih baik.  

2. Kemampuan Beradaptasi 

Diversifikasi pertanian mendorong petani untuk mencari peluang lain. Secara tidak langsung, petani akan memahami strategi untuk melakukan perubahan di masa depan. 

3. Keamanan 

Melalui diversifikasi, stabilitas ekonomi petani dapat menjadi lebih besar sebab jumlah sumber pendapatan akan meningkat. 

4. Tradisi 

Fokus diversifikasi ada pada peningkatan pendapatan dan pengamanan masa depan. Ia dapat menyediakan sarana untuk menyubsidi dan melanjutkan kegiatan tradisional yang dihargai dan dinikmati. 

5. Mengembangkan Keterampilan Baru 

Ini akan meningkatkan keterampilan dan memperluas jaringan kontak bisnis petani. Mulai dari manajemen, keuangan, hingga pemasaran. 

Diversifikasi tanaman dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: 

1. Pergantian Jenis Tanaman 

Diversifikasi tanaman dengan pergantian jenis tanaman akan mengimbangi pemenuhan kebutuhan makanan pokok. Ini akan menggiring masyarakat untuk mengubah kebiasaan mengonsumsi nasi/beras menjadi ke makanan pokok lainnya seperti jagung, ubi kayu (singkong), ubi jalar, sagu, talas, gandum, kentang, dan lainnya. 

2. Memperbanyak Jenis Kegiatan Pertanian 

Pada proses ini, petani yang biasanya hanya bertani juga melakukan hal lain seperti berternak ayam maupun ikan.  

3. Sistem Tumpang Sari 

Ini adalah suatu bentuk penanaman campuran atau pelibatan dua jenis tanaman dalam satu area lahan dalam waktu bersamaan. Sistem tumpang sari diklaim dapat membantu tanaman dalam menahan serangan hama dan turut menambah unsur hara pada lahan. 

4. Pertanian Berbasis Hutan (Agroforestry) 

Ini merupakan sistem usaha tani yang mengombinasikan tanaman pertanian dan tanaman kehutanan untuk meningkatkan pendapatan. Dalam satu kawasan hutan terdapat pepohonan, baik homogen maupun heterogen, yang dikombinasikan dengan satu atau lebih jenis tanaman pertanian. Keuntungannya adalah masyarakat akan mendapatkan hasil dari lahan hutan tanpa harus menunggu panen.

Hasil Pertanian dan Manfaatnya  

Hasil Pertanian dan Manfaatnya  

Peter Wendt/Unsplash
  • Padi: Sebagai bahan makanan pokok. 
  • Jagung: Sebagai bahan pakan ternak. 
  • Kacang Kedelai: Sebagai bahan baku pembuatan tempe, susu, tahu, dan kecap. 
  • Kubis: Sebagai lauk makanan pokok dan sumber vitamin. 
  • Gandum: Sebagai bahan pembuat roti. 
  • Labu Siam: Sebagai sumber makanan bergizi. 
  • Cabai: Sebagai bahan baku pembuatan saus dan sambal. 
  • Bawang: Sebagai bahan pelengkap makanan pokok. 
  • Kacang Tanah: Sebagai bahan baku pembuatan rempeyek. 
  • Ubi-ubian: Sebagai bahan baku pembuatan keripik, kue, camilan. 
  • Cengkeh: Sebagai bahan obat pereda nyeri tenggorokan. 
  • Jahe: Sebagai penguat tubuh. 
  • Dan lain sebagainya. 

Yuk, #GedeinUsaha Produk Hasil Pertanian Anda Bersama UPI!

UPI membawa produk ke dalam satu sistem berbasis business-to-business (B2B) marketplace, yaitu Juragans. Selain itu, kami menyediakan layanan pengembangan produk dengan kurasi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas mulai dari meneliti mutu produk, menyediakan bahan baku, dan dukungan produksi. Untuk pertanyaan lebih lanjut silakan menghubungi via email di [email protected]

Leave a comment