Kalangan pengusaha Indonesia menilai kehadiran Trade Expo Indonesia cukup efektif mendorong penetrasi ekspor mitra dagang tradisional dan nontradisional. Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W. Kamdani, mengafirmasi hal tersebut. Shinta mengemukakan Trade Expo Indonesia memberikan eksposur produk nasional untuk mendorong diversifikasi.
“Efektivita Trade Expo Indonesia terletak pada fokusnya memberi eksposur produk RI ke buyer baru,” kata dia.
Sebagaimana kita ketahui, Trade Expo Indonesia adalah pameran dagang terbesar di Indonesia dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta. Trade Expo Indonesia lazim digelar pada Oktober.
Lebih lanjut, Shinta mengatakan pembeli lebih suka melihat produk dan berinteraksi langsung dengan eksportir sebelum memutuskan transaksi. Hal tersebut yang menyebabkan transaksi selama pameran lebih banyak oleh pembeli lama atau dari negara mitra tradisional.
“Saya kira promosi selama pandemi tetap penting agar para pembeli tetap aware dengan produk RI dan pelaku usaha tetap terpacu memanfaatkan peluang yang lebih luas,” tandasnya.
Capaian Pameran Produk Lokal di Trade Expo Indonesia Memuaskan
Pada acara Trade Expo Indonesia Digital Edition (TEI-DE) yang digelar 4 Oktober – 4 Desember 2021 itu mencatatkan prestasi yang memuaskan.
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, menyatakan bahwa Indonesia berhasil mengantongi total transaksi senilai US$6,06 miliar sepanjang berlangsungnya acara tersebut. Angka tersebut melampaui target pemerintah, yakni US$1,5 miliar.
“Transaksi terbesar adalah energi fosil atau batubara US$2,52 miliar, hasil pertanian US$792 juta, produk-produk kimia US$316,7 juta, kelapa sawit US$307,8 juta, herbal dan spesimen US$300 juta, kertas dan kertas olahan US$298 juta,” terang Muhammad Lutfi.
Sebagai informasi, Cina menempati posisi pertama dengan pembelian sekitar US$1,68 miliar atau 27,8 persen dari total pembelian, Mesir senilai US$560,2 juta atau 9,2 persen, Brazil senilai US$285,8 juta atau 4,7 persen, Jepang US$252,6 juta atau 4,2 persen, sisanya India senilai US$204,3 juta atau 3,4 persen.
Sepanjang acara, total pengunjung menyentuh angka 32 ribu orang. Pengunjung itu termasuk 8.220 pembeli dari 136 negara. Dia merinci, ada 834 exhibitor yang berkecimpung, pembeli mancanegara sebanyak 3,7 ribu orang, sementara 4,4 ribu lainnya adalah pengunjung lokal.
Terdapat pameran beragam produk di Trade Expo Indonesia. Mulai dari manufaktur, digital lifestyle and services, produk makanan dan minuman, serta fesyen dan kecantikan. Terdapat pula produk medis dan kesehatan, fasilitas hidup, sampai aneka produk halal.
Rekor Baru Ekspor Indonesia
Perolehan transaksi di perdagangan digital ini turut serta menyumbang rekor baru pencapaian ekspor Indonesia sepanjang Januari-November 2021.
Lutfi berujar, ekspor Indonesia per Januari-November mencapai US$209 miliar. Bahkan, ekspor nonmigas Indonesia pada tahun ini melonjak tajam senilai U$45,2 miliar.
“Kita ekspor Januari-November ini sudah mencapai US$209 miliar, yang artinya tertinggi dalam sejarah. Yang paling penting itu ekspor nonmigasnya sebesar US$45,2 miliar menjadikan tonggak sejarah baru, tren baru ekspor Indonesia di masa yang akan datang,” urainya.
Saat ini, katanya, Kementerian Perdagangan memiliki dua pilar baru, yakni industri halal Indonesia dan menjadikan Indonesia kiblat fesyen Islam dunia.
Mari bergabung bersama ekosistem ExportHub.id untuk mewujudkan cita-cita ekonomi bangsa dalam memajukan ekspor nasional. [*] AS/ExportHub.id